Dugaan Perundungan di SD Gunungkidul
Dugaan Perundungan di Sekolah Dasar di Gunungkidul, Pihak Sekolah Buka Suara
Pihak sekolah sudah tiga kali mencoba menyelesaikan secara kekeluargaan dengan pihak korban maupun pelaku, namun tidak membuahkan hasil.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribum Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pihak sekolah dasar (SD) swasta di Kabupaten Gunungkidul, buka suara terkait dugaan kasus perundungan (bullying) melibatkan anak didiknya yang terjadi di lingkungan sekolah.
Melalui kuasa hukumnya, pihak sekolah membenarkan adanya aksi perundungan antar siswa tersebut.
"Kami sudah melakukan pendampingan baik pada korban maupun pelaku, kami dampingi secara psikologis juga. Dan ,itu sudah kami jelaskan," kata kuasa hukum yayasan Rifki Rasyid, saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Selasa (7/11/2023).
Pihaknya pun sangat terbuka untuk penanganan kasus perundungan ini.
Dia mengatakan, secara resmi yang melaporkan dugaan perundungan baru satu orang namun pihaknya mengindikasi ada korban lainnya.
"Kalau korban terhadap pemukulan yang sedang kami tangani-kan ada 1 orang, dan terindikasi ada korban yang lain. Tetapikan, dari orang tua korban yang lain juga belum istilahnya konfirmasi resmi langsung ke pihak yayasan. Kami menyampaikan kalau memang ada korban lain mohon konfirmasi seperti itu," terangnya.
Baca juga: Dugaan Kasus Perundungan di Sekolah Dasar di Gunungkidul, Polisi Periksa 7 Saksi
Dia menerangkan, dugaan perundungan yang dilakukan berupa aksi pemukulan hingga perlakuan yang tidak pantas dilakukan seorang anak dan pelajar.
"Selain pemukulan, kemarin saat kami lakukan pendampingan. Diduga anak itu menyampaikan kata-kata dengan nada yang tinggi, kan bikin syok ya. Terus perlakuannya bisa dikatakan kurang pas lah untuk ukuran seorang anak,"ujarnya.
Upaya Mediasi secara Kekeluargaan Gagal
Sebelum kasus dugaan perundungan ini dilaporkan ke pihak kepolisian.
Kata Rifki, pihaknya sudah tiga kali mencoba menyelesaikan secara kekeluargaan dengan pihak korban maupun pelaku.
Namun, tidak membuahkan hasil.
"Upaya kekeluargaan sudah kami lakukan. Sudah tiga kali mempertemukan kedua orang tua baik pelaku maupun korban. Pertemuan pertama, orangtua pelaku tidak hadir, pertemuan kedua hadir semua namun belum ada kesepakatan. Dan, pertemuan ketiga hadir semua tetapi juga belim ada kesepakatan. Kalau dari yayasan sudah memberikan fasilitas ini," terangnya.
Bahkan pihak yayasan pun menyampaikan kepada pihak kepolisian agar mempertemukan dua pihak orangtua lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.