Cerita di Balik Pemindahan Makam di Brangkal Klaten yang Terdampak Tol, Ada Wangi Melati Tercium

Sebelum kuburan itu dibongkar, para ahli waris dari orang-orang yang sudah meninggal itu turut dihadirkan untuk menyaksikan prosesi pemindahan jenazah

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Proses evakuasi makam di Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Klaten, yang terdampak jalan tol Jogja-Solo, Jumat (3/11/2023) 

Isi peti berukuran satu meter itu selanjutnya dituangkan di atas kain kafan, dibalut seperti layaknya jenazah, diciprati air zam-zam dan diberi minyak wangi.

Minyak wangi ini beraroma melati yang cukup harum membuai hidung siapapun yang menciumnya.

“Setelah dari sini, jenazah-jenazah itu kemudian dimakamkan lagi di makam-makam yang sudah digali di barat itu. Kan sudah terlihat ada nisan sementara,” tambah Fauzan menunjuk ke arah barat, tempat makam baru.

Jenazah yang sudah wangi itu dibawa ke makam baru, diturunkan ke liang lahat dan dikuburkan. Tak lupa, petugas memanjatkan doa, semoga siapapun yang meninggal itu sudah diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Ada 272 Makam yang Dipindahkan

Setidaknya ada 272 makam yang dipindahkan ke tempat baru, meski angka tersebut masih bisa bertambah, mengingat acap kali dalam satu makam ada tiga jenazah bertumpuk.

“Kalau ada dua atau tiga jenazah dalam satu makam, itu nanti dimakamkan sendiri-sendiri. Yang terdata ada 272, tapi yang tambahannya berapa saya belum hitung,” papar Fauzan menambahkan.

Dari 272 itu, sebanyak 72 makam tanpa nama dan ahli waris tidak diketahui.

Para ahli waris itu juga mendapatkan biaya pemindahan makam dari pihak pengembang jalan tol.

Nilainya bervariasi Rp3 juta-Rp5 juta, tergantung dari kondisi makam ketika akan direlokasi.

“Kalau yang makam plesteran, itu Rp4,750 ribu, kemudian batu bata biasa tanpa plesteran, itu Rp4,250 ribu, yang tanah ada patoknya itu Rp3,050 ribu. Sekitar segitu, saya juga tidak hapal,” terang Fauzan.

Setelah direlokasi, ahli waris bisa mempercantik makam anggota keluarga sesuai selera.

Proses relokasi makam ini menjadi hal yang biasa bagi Fauzan maupun tim Al Iswat.

Tidak ada yang aneh apalagi mistis ketika evakuasi mayat dilakukan.

Mereka tetap memuliakan dan menghargai jenazah, meski sudah menyatu dengan tanah sekalipun.

( tribunjogja.com/ ardhike indah )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved