Berita Bisnis Terkini
Harga Cabai Rawit Setan Makin Menggigit, Disperindag DIY: Disebabkan Berkurangnya Pasokan
Kenaikan harga cabai tidak hanya terjadi di DIY, namun hampir merata di semua daerah.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Kenaikan harga cabai terjadi di sejumlah pasar yang ada di DI Yogyakarta.
Baik harga cabai rawit, cabai merah keriting, cabai hijau, maupun cabai merah besar, semuanya mengalami kenaikan.
Harga cabai rawit setan kini kian menggigit, merangkak naik di kisaran Rp 74.250.
Sementara harga cabai merah keriting menembus harga Rp 54 ribu, cabe merah besar Rp 48 ribu, cabai rawit hijau Rp 55 ribu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti, mengonfirmasi terjadinya kenaikan harga cabai.
Syam menyebut, kenaikan harga cabai tidak hanya terjadi di DIY, namun hampir merata di semua daerah.
Menurutnya, kemarau panjang yang terjadi saat ini turut mempengaruhi panen cabai para petani.
"Di tengah kemarau panjang, beberapa wilayah tidak yang tidak ada irigasinya tidak bisa menanam cabai saat ini. Bukan hanya di DIY, tapi juga secara nasional. Beberapa kabupaten stoknya juga berkurang karena produksinya yang juga berkurang lantaran kekeringan maupun hama dan penyakit," terang Syam, Selasa (31/10/2023).
• Harga Cabai di Kota Yogyakarta Sentuh Rp75 Ribu, Rekor Tertinggi Sepanjang 2023
Selain berkurangnya stok, melambungnya harga cabai di DIY khususnya juga tak lepas dari permintaan dari masyarakat yang tetap tinggi.
"Masyarakat kita pun juga tidak terbiasa mengonsumsi cabai kering. Dari sisi pemerintah, terkendala dalam hal penyimpanan, karena cabai daya simpannya juga nggak tahan lama," terang Syam.
Lebih lanjut Syam mengatakan, langkah yang dilakukan Disperindag DIY merespon melambungnya harga cabai diantaranya mengintensifkan kerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) maupun kelompok pengusaha cabai di Kulonprogo, Bantul dan Sleman.
Sementara langkah mendatangkan cabai dari luar DIY menurut Syam belum dipertimbangkan saat ini.
"Dengan berkurangnya pasokan, kalau mengadakan operasi pasar khusus untuk komoditi cabai dalam jumlah besar dengan mendatangkan dari luar itu juga resiko ditransportasi juga, ini yang menjadi kendala," ujar Syam
"Upaya dalam waktu dekat kita akan mencoba ke sentra-sentra cabai yang masih memungkinkan untuk kami kerjasamakan untuk memasok di pasar-pasar. Kita hanya bisa memantau, supaya harga itu tidak terlalu melonjak tinggi," lanjutnya.
"Paling memungkinkan dengan pasar murah, menjual cabai dalam skala kecil. Tapi kalau untuk operasi pasar, memang untuk mencari stok ke luar daerah, kami tidak punya armadanya dan (cabai) tidak tahan lama karena kami pun belum memiliki teknologi penyimpanan yang representatif," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )
| Jelang Natal, Perajin Patung Rohani di Bantul Banjir Pesanan |
|
|---|
| KAI Daop 6 Yogyakarta Siap Dukung Program Angkutan Motor Gratis Periode Natal 2024 |
|
|---|
| Transaksi Pembayaran Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan |
|
|---|
| Sambut Libur Akhir Tahun, YIA Kulon Progo Akan Turunkan Tarif PJP2U dan PJ4U hingga 50 Persen |
|
|---|
| Truk Mogok di Perlintasan Kereta Wilayah Purwokerto, Sejumlah KA Alami Kelambatan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.