Wonderful Riau Island

Kisah Supranatural Encik Walek dan Legenda Meriam Tegak di Kepri yang Mirip Cerita Drama Korea

Inilah 4 versi cerita rakyat atau legenda Meriam Tegak di Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.

|
DOK. Google Maps | Foto by Gibran Toto
Kisah Supranatural Encik Walek dan Legenda Meriam Tegak di Kepri yang Mirip Cerita Drama Korea. FOTO: Meriam Tegak di Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Kepri 

Legenda Meriam Tegak versi ini mengatakan bahwa Cik Walek adalah seorang Putri Raja.

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang Putri Raja bernama Encek Walek.

Suatu hari, Sang Putri sedang terlibat perkelahian hebat dengan seorang Pangeran terkenal.

Diceritakan bahwa Putri Encek Walek memang memiliki kekuatan di luar nalar.

Ia mengangkat dan menancapkan meriam itu ke dalam tanah.

Setelah meriam tertancap ke dalam tanah, Putri Encek Walek menantang Pangeran untuk dapat melawan dan melanjutkan perkelahian.

Syaratnya, Pangeran harus bisa mencabut meriam tersebut dari dalam tanah.

Namun, ternyata, Pangeran tidak dapat mencabut meriam yang ditancapkan oleh Putri Encek Walek.

Hal tersebut membuat Pangeran kalah dari Putri Encek Walek.

Pangeran pun menerima kekalahannya, lalu memutuskan untuk pergi.

Legenda Meriam Tegak Versi #3
Cerita Rakyat Encik Walek yang Sakti dan Encik Nuh Suaminya

Cagar Budaya Meriam Tegak yang terdapat di lokasi wisata Batu Berdaun, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri
Cagar Budaya Meriam Tegak yang terdapat di lokasi wisata Batu Berdaun, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Cerita Rakyat Meriam Tegak versi kali ini adalah legenda yang termuat dalam laman resmi Dinas Kebudayaan (Disbud) Kepulauan Riau.

Pada zaman dahulu kala, di dekat Pantai Batu Berdaun, hiduplah sepasang suami-istri. Suaminya bernama Encik Nuh dan istrinya bernama Encik Walek. 

Pada suatu hari, Encik Walek sakit demam dan tidak napsu makan.

Di tengah-tengah demam, Encik Walek ingin menyantap buah mempelam yang pohonnya tidak jauh dari rumahnya. 

Karena sedang sakit, Encik Walek minta suaminya, Encik Nuh, untuk memetik buah mempelam yang sudah matang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved