Puisi Goenawan Mohamad
Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan
Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan

net via easystudyschool
Goenawan Mohamad. Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan
Ia menghela napas, lalu kembali ke anjungan. Bau bacin
menyusup dari cuaca, bahkan sampai ke ruang doa, dan ia
merasa kota itu akan segara jadi payau. Maka tatkala langit
teduh, Nuh segera meminta agar bahtera diarahkan ke sebuah
dataran tinggi yang masih utuh, di utara. Ia berkata, ”Keadilan,
perkara besar itu, telah dibereskan Tuhan.” Dan ia mendarat.
Lepas dari air, ia merunduk di tepian itu dan diucapkannya
syukur. Lalu segera disuruhnya persiapkan korban hewan di
kaki bukit. Harum daging bakar pun sampai ke langit, dan
membuat surga berbahagia. “Ya, Maha Dasar, tak ada lagi yang
bisa keluar,” begitulah sembah yang diucapkannya, ketika hari jadi
terang dan jemaat berdoa untuk kota-kota yang akan datang,
yang kukuh, patuh. Kota-kota Nuh.
1998
Berita Terkait
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.