Puisi Goenawan Mohamad

Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan

Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
zoom-inlihat foto Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan
net via easystudyschool
Goenawan Mohamad. Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan

kepada Nuh yang sedang berdoa di kamarnya dalam bahtera.

Orang alim itu terdiam sebentar, lalu bangun dan berjalan ke

buritan. Ia ingin menyaksikan sendiri benarkah gelombang telah

selesai membunuh.

 

Memang: banjir itu tak lagi ganas, seakan-akan naga yang

kenyang bangkai.

 

Dan di sisa kota itu ia lihat mayat, terapung, menggelembung,

hampir hitam, beribu-ribu, seperti menantikan sesuatu.

Ia lihat gagak dan burung-burung marabou, bertengger di atas

perempuan-perempuan tua yang terserak busuk. Di permukaan

air itu bahkan hutan-hutan takluk dan senja seakan terbalik,

seperti pagi. Nuh pun berbisik,”Kaum yang musyrik, yang tak

dikehendaki…”

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved