Puisi Goenawan Mohamad
Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan
Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan

net via easystudyschool
Goenawan Mohamad. Puisi Nuh Goenawan Mohamad: Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas Curah hujan
kepada Nuh yang sedang berdoa di kamarnya dalam bahtera.
Orang alim itu terdiam sebentar, lalu bangun dan berjalan ke
buritan. Ia ingin menyaksikan sendiri benarkah gelombang telah
selesai membunuh.
Memang: banjir itu tak lagi ganas, seakan-akan naga yang
kenyang bangkai.
Dan di sisa kota itu ia lihat mayat, terapung, menggelembung,
hampir hitam, beribu-ribu, seperti menantikan sesuatu.
Ia lihat gagak dan burung-burung marabou, bertengger di atas
perempuan-perempuan tua yang terserak busuk. Di permukaan
air itu bahkan hutan-hutan takluk dan senja seakan terbalik,
seperti pagi. Nuh pun berbisik,”Kaum yang musyrik, yang tak
dikehendaki…”
Berita Terkait
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.