Serangan Hamas ke Israel

Kisah Jurnalis di Gaza: Tiada Lagi Air Mata Tersisa, Hanya Kepingan Asa untuk Hidup Bahagia

Setiap hari di Gaza, harapan terbesar setiap warganya adalah bisa hidup dan tidak terima kabar kehilangan yang sangat besar, bukan hanya menerima

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
AFP/DAWOOD NEMER
Warga Palestina menyusuri puing-puing Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius yang hancur, gereja tertua yang masih digunakan di Gaza, yang rusak dalam serangan di Kota Gaza pada 20 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang membuat Israel mengumumkan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. 

Namun, meski berjalannya waktu, tidak ada perubahan signifikan.

Baca juga: KISAH Kesaksian Abdillah Onim, WNI yang Tinggal di Jalur Gaza Palestina Ceritakan Suasana Perang

Gaza masih terjebak dalam siklus kematian dan kehancuran yang berulang-ulang yang sudah biasa disaksikan oleh dunia.

Kematian setelah kematian

Beberapa waktu lalu, muncul berita yang menyayat hati tentang meninggalnya jurnalis Roshdi Sarraj, seorang sahabat karib.

Kejutan atas kehilangannya sulit diterima.

Pikiran terus tertuju pada istrinya, Shorouq, teman lainnya, dan putri mereka yang berusia satu tahun, Dania.

Sehari sebelumnya, saya dan saudara perempuan terbangun oleh berita yang lebih menyedihkan.

Sembilan keluarga teman saya telah terbunuh. Keluarga ini termasuk ibu, Nibal, dan putrinya, Saja, Doha, Sana, Mariyam, dan Lana, bersama putranya, Mohammed.

Mereka tewas setelah perintah Israel untuk meninggalkan Gaza mengirim mereka ke rumah kerabat mereka di Deir el-Balah.

Hanya Noor, seorang putri yang sudah menikah di Qatar, yang selamat dari tragedi ini.

Suara tangis Noor di telepon dari Doha, yang memohon agar kami mengambil foto keluarganya yang sudah dikubur dalam diam, mengingatkan kita pada kata-kata penyair Palestina Mahmoud Darwish: “Kematian tidak menyakiti orang mati, hanya menyakiti orang hidup.”

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved