Travel
Menelusuri Pasar Klithikan di Imogiri, Banyak Barang Antik dan Barang Bekas yang Dijual
Lebih dari 300 pedagang barang antik dan barang bekas telah membuka lapaknya untuk berjualan di dekat Pasar Sapi Imogir.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sejumlah barang antik dan barang bekas tertata rapi di sepanjang trotoar Jalan Imogiri-Siluk tepat di Kalurahan Karangtalun, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Barang-barang itu adalah milik para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Klithikan Pasar Sapi Imogiri dan hanya ada setiap Legi (kalender Jawa) pukul 06.30-12.00 WIB.
"Pasar klithikan itu telah ada sejak 2018 dan terus eksis hingga saat ini," kata Ketua Paguyuban Klithikan Pasar Sapi Imogiri, Wintala Hadisugita, saat dihubungi Tribunjogja.com , Minggu (22/10/2023).
Awalnya, di lokasi itu hanya ada pasar sapi.
Kemudian, dikarenakan banyak konsumen yang berdatangan, maka momen itu dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang barang antik dan barang bekas untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
"Dulu di pasar itu hanya ada enam orang saja yang berjualan. Mereka berjualan di kanan kiri jalan dekat Pasar Sapi Imogiri," jelas Wintala, sapaan akrabnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, para pedagang barang antik dan barang bekas terus bertambah banyak.
Hingga kini, lebih dari 300 pedagang barang antik dan barang bekas telah membuka lapaknya untuk berjualan di dekat Pasar Sapi Imogiri atau tepat di Jalan Imogiri-Siluk.
"Identitas asal para pedagang barang antik dan barang bekas itu beragam. Ada dari Kabupaten Bantul dan ada dari luar Kabupaten Bantul," urainya.
"Sebenarnya, enggak cuma barang antik dan barang bekas saja yang dijual di sana. Ada barang yang kondisinya baru juga," imbuh Wintala.
Adapun barang yang dijual oleh para pedagang Paguyuban Klithikan Pasar Sapi Imogiri terdiri atas alat elektronik, peralatan rumah tangga, helm, pisau antik, batu akik, pakaian, mainan dan lain sebagainya.
Untuk harga yang ditawarkan oleh para pedagang di pasar itu digadang-gadang ramah dikantong. Sehingga, masyarakat bisa membeli barang sesuai kebutuhan.
Satu di antara pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Klithikan Pasar Sapi Imogiri, Yanto, mengatakan bahwa dirinya telah lama berjualan di lokasi tersebut.
"Saya sejak sebelum Covid-19 sudah buka usaha di sana. Lapak usaha saya di sebelah utara Pasar Sapi Imogiri. Saya jualan alat elektronik, tabung gas kosong, lampu dan peralatan lainnya di sana," tutur dia.
Dalam sehari berjualan di lokasi tersebut, ia mampu meraup omzet Rp600 ribu-Rp2 juta.
Omzet itu berjalan dengan fluktuatif seiring dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Adapun konsumen atau pembeli dagangan Yanto tak lain adalah warga lokal Kabupaten Bantul .
Rata-rata, pembeli dagangannya berasal dari Kapanewon Dlingo dan Kapanewon Kretek.
"Tapi, saya kan enggak cuma ngandelin jualan di sana saja. Setiap hari saya jualan pindah-pindah. Jadi, di mana ada pasar klithikan, di situ saya berjualan," ucap Yanto.
"Saya jualan biasanya sama istri. Tapi, kalau istri saya lagi sibuk bantuin acara rewang, ya saya jualan sendiri. Hasilnya, ya alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan keluarga," tandas Yanto.( Tribunjogja.com )
Miniatur Masjid Raya Baiturrahman Aceh di Yogyakarta, Persembahan Masyarakat Tanah Rencong untuk DIY |
![]() |
---|
Menelusuri Kedung Pengilon, Wisata Hidden Gem di Bantul yang Diakses Tanpa Tiket Masuk |
![]() |
---|
Menginap di Resort Teras Kaca di Gunungkidul, Tawarkan Pemandangan Laut Biru Pantai Selatan |
![]() |
---|
De Flava, Resto & Bar, Wisata Anyar di Gunungkidul yang Mengambil Konsep Ala Chiringuito Mexico |
![]() |
---|
Mengintip Field Trip Bakpia Jogkem, Wisatawan Bisa Merasakan Sensasi Membuat Bakpia Sendiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.