Puisi Kahlil Gibran

Puisi Pikiran Dan Samadi Kahlil Gibran: Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat

Puisi Pikiran Dan Samadi Kahlil Gibran: Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
wikipedia
Monumen Kahlil Gibran. Puisi Pikiran Dan Samadi Kahlil Gibran: Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat 

tapi bila kita telah duduk menghadapinya, kita pun makan dengan lahap dan rakus.

Tangan Alam menyambut hangat kedatangan kita, dan menawarkan pula agar kita menikmati

keindahannya ;

tapi kita takut akan keheningannya, lalu bergegas lari ke kota yang ramai,

berhimpit-himpitan seperti kawanan kambing yang lari ketakutan dari serigala garang.

Kebenaran memanggil-manggil kita di antara tawa anak-anak atau ciuman kekasih,

tapi kita menutup pintu keramahan baginya, dan menghadapinya bagaikan musuh.

Hati manusia menyeru pertolongan ; jiwa manusia memohon pembebasan ;

tapi kita tidak mendengar teriak mereka, kerana kita tidak membuka telinga dan berniat

memahaminya.

Namun orang yang mendengar dan memahaminya kita sebut gila lalu kita tinggalkan.

Malampun berlalu, hidup kita lelah dan kurang waspada, sedang hari pun memberi salam dan

merangkul kita.

Tapi di siang dan malam hari, kita sentiasa ketakutan.

Kita amat terikat pada bumi, sedangkan gerbang Tuhan terbuka lebar.

Kita memijak-mijak roti Kehidupan, sedangkan kelaparan memamah hati kita.

Sungguh betapa budiman Sang Hidup terhadap Manusia,

namun betapa jauh Manusia meninggalkan Sang Hidup.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved