Puisi Kahlil Gibran
Puisi Pikiran Dan Samadi Kahlil Gibran: Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat
Puisi Pikiran Dan Samadi Kahlil Gibran: Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
tapi bila kita telah duduk menghadapinya, kita pun makan dengan lahap dan rakus.
Tangan Alam menyambut hangat kedatangan kita, dan menawarkan pula agar kita menikmati
keindahannya ;
tapi kita takut akan keheningannya, lalu bergegas lari ke kota yang ramai,
berhimpit-himpitan seperti kawanan kambing yang lari ketakutan dari serigala garang.
Kebenaran memanggil-manggil kita di antara tawa anak-anak atau ciuman kekasih,
tapi kita menutup pintu keramahan baginya, dan menghadapinya bagaikan musuh.
Hati manusia menyeru pertolongan ; jiwa manusia memohon pembebasan ;
tapi kita tidak mendengar teriak mereka, kerana kita tidak membuka telinga dan berniat
memahaminya.
Namun orang yang mendengar dan memahaminya kita sebut gila lalu kita tinggalkan.
Malampun berlalu, hidup kita lelah dan kurang waspada, sedang hari pun memberi salam dan
merangkul kita.
Tapi di siang dan malam hari, kita sentiasa ketakutan.
Kita amat terikat pada bumi, sedangkan gerbang Tuhan terbuka lebar.
Kita memijak-mijak roti Kehidupan, sedangkan kelaparan memamah hati kita.
Sungguh betapa budiman Sang Hidup terhadap Manusia,
namun betapa jauh Manusia meninggalkan Sang Hidup.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.