Puisi
Arti dan Makna Puisi Sajak Orang Lapar Karya W.S. Renda
Siapa yang tidak kenal dengan sosok penyair ternama kepunyaan Indonesia ini, W.S Rendra atau yang dijuluki "Burung Merak".
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Siapa yang tidak kenal dengan sosok penyair ternama kepunyaan Indonesia ini, W.S Rendra atau yang dijuluki "Burung Merak".
W.S. Rendra penyair legendaris ini lahir pada 7 November 1935 di Surakarta. W.S. Rendra telah berkecimpung dengan dunia sastra dari 1950-an.
Dimana keputusan W.S. Rendra untuk mempublikasikan puisi-puisinya pada tahun 1952 dan dimuat dimajalah Siasat.
Baca juga: Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil Chairil Anwar : Ini kali tidak ada yang mencari cinta
W.S. Rendra berhasil memikat pembaca dan penikmat puisi-puisinya tidak hanya melalui tulisannya saja, tetapi cara pembacaan W.S. Rendra ketika dipanggung juga berhasil membuat penonton terpesona hingga dijuluki "Burung Merak".
Puisi-puisi W.S. Rendra banyak terdapat pesan-pesan bahkan kerap mengkritik pemerintahan, politik, dan sosial.
Puisi W.S. Rendra yang juga berhasil menarik perhatian pembaca yaitu puisi Sajak Orang Lapar dimana dapat kita lihat bagaimana W.S. Rendra menggambarkan bait demi bait puisinya.
W.S. Rendra seperti mengajak pembaca untuk melihat dan merasakan bagaimana potret sosial orang-orang yang kelaparan hidup bak seekor burung gagak, jika kita lihat secara kenyataan bahwa burung gagak adalah burung pemakan bangkai atau sisa-sisa makanan.
Dalam puisi ini Rendra seperti membawa kita untuk melihat bagaimana kehidupan orang-orang kelas bawah yang hidup kelaparan, serta bagaimana malangnya hidup orang-orang di jalanan itu, pengemis yang kelaparan dan begitu memilukan.
Puisi Sajak Orang Lapar Karya W.S. Rendra
kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitam
jutaan burung-burung gagak
bagai awan yang hitam
o Allah !
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin
kelaparan adalah batu-batu karang
di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan
seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu
melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran
o Allah !
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin
o Allah !
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca
o Allah !
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam
o Allah !
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu.
(MG Anggita Pertiwi)
Makna Puisi Orang-Orang Miskin Karya W.S. Rendra |
![]() |
---|
Makna Puisi Aku Berkisar Antara Mereka Karya Chairil Anwar, Sebuah Potret Eksistensi Sosial |
![]() |
---|
Makna Puisi Wanita Pengumpul Kayu Bakar Karya Abdul Wachid BS, Kritik Kemunafikan Moral dan Hasrat |
![]() |
---|
Makna Puisi Malam di Kota Khatulistiwa karya Wiji Thukul, Potret Dualitas Kehidupan |
![]() |
---|
Makna Puisi Apakah Kartini Karya Sosiawan Leak: Mengawal Perkembangan Emansipasi Wanita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.