Kampung Bebas Narkoba

Cerita 5 Srikandi Brontokusuman IBM Dakara Kusuma dan Perjuangan Selamatkan Anak Muda dari Narkoba

Begini cerita ibu-ibu anggota IBM Dakara Kusuma yang dekati anak muda pengguna narkoba untuk diajak rehabilitasi agar sehat kembali.

TRIBUN JOGJA
Cerita 5 Srikandi Brontokusuman IBM Dakara Kusuma dan Perjuangan Selamatkan Anak Muda dari Narkoba 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA – Kampung Bebas Narkoba (KBN) Kalurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat telah merengkuh 33 anak muda pengguna narkoba selama periode 2020-2022.

Pencapaian tersebut tak lepas dari peran para anggota Tim Terpadu KBN Kalurahan Brontokusuman yang di dalamnya ada polisi serta ibu-ibu anggota Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) besutan Badan Narkotika Nasional (BNN).

IBM di Kalurahan Brontokusuman memiliki nama “Dakara Kusuma”. Ada lima orang anggota di dalamnya, yaitu Anni Sumarni (koordinator), Sumaryati (sekretaris), Untari (bendahara), Mursunarsih (anggota), dan Heni Mudiyati (anggota).

Mereka dipilih oleh Kalurahan Brontokusuman untuk menjadi anggota IBM Dakara Kusuma dan menjalankan misi mulia, menyelamatkan anak-anak muda dari narkoba.

Potret anggota IBM Dakara Kusuma Kampung Bebas Narkoba Kalurahan Brontokusuman
Potret anggota IBM Dakara Kusuma Kampung Bebas Narkoba Kalurahan Brontokusuman (TRIBUN JOGJA)

Proses yang dilalui cukup panjang, dimulai dari mengumpulkan keberanian, mengikuti pelatihan dari BNN, melakukan sosialisasi, mencari dan mendekati para pengguna narkoba, melakukan skrining, sampai memberikan aneka layanan intervensi.

Anak-anak muda yang candu pada narkoba atau memakai narkoba untuk sekedar coba-coba, akan didekati untuk diajak hidup sehat, bukan untuk ditangkap dan diserahkan pada polisi.

“Tidak, kami sama sekali tidak mengaitkan dengan penegakan hukum. Karena memang tugas kami adalah merehab masyarakat secara sukarela. Supaya dia bisa ada kesadaran. Kalau sembuh (dari penggunaan narkoba) sulit, minimal tidak kambuh lagi,” tutur Koordinator IBM Dakara Kusuma Anni Sumarni kepada Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023).

Hal tersebut dipertegas pula oleh Inspektur Polisi Satu (Iptu) Untoro, polisi yang masuk dalam Tim Terpadu KBN Kalurahan Brontokusuman.

Iptu Untoro, Tim Terpadu Kampung Bebas Narkoba Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023)
Iptu Untoro, Tim Terpadu Kampung Bebas Narkoba Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023) (TRIBUN JOGJA)

“Nanti akan dijamin, tidak akan ditangkap oleh Pak Polisi. Jadi, polisi di sini yang tergabung dalam Tim Terpadu ini pun juga akan memberi sosialisasi. Silakan para pengguna atau para pecandu ini tidak usah takut melapor,” kata Iptu Untoro saat ditemui di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023).

Meski sosialisasi telah dilakukan, entah itu di tingkat rumah tangga (RT), rukun warga (RW), atau di sekolah, pada praktiknya masih ada yang takut saat ibu-ibu agen pemulihan (AP) IBM Dakara Kusuma datang mendekat.

Keliling kampung malam-malam

Heni Mudiyati (50) adalah anggota IBM Dakara Kusuma sekaligus Ketua RT di salah satu kampung di Kalurahan Brontokusuman.

Selama melakukan proses pendekatan dan mencari calon klien yang hendak direhab, ia kerap keluar malam-malam.

Bukan patroli untuk menakut-nakuti anak muda, tapi mendekat sebagai teman agar mereka mau terbuka.

Heni bahkan tak segan langsung bertanya apakah anak muda yang nongkrong malam-malam itu memakai narkoba.

Heni Mudiyati, anggota IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023)
Heni Mudiyati, anggota IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023) (TRIBUN JOGJA)

“Jadi, anak-anak yang bergerombol itu saya datangi, saya sapa, ya kayak teman biasa gitu, saya sapa, ini ada kegiatan apa,” katanya kepada Tribunjogja.com, Selasa (19/9/2023), di Kantor Kalurahan Brontokusuman.

“Terus saya bilang, apakah ada yang menggunakan narkoba atau tidak, saya biasa to the point aja,” imbuhnya.

Memosisikan diri sebagai teman, tak menghalangi Heni untuk tetap tegas.

‘Saya tidak mau di wilayah saya ada yang menggunakan narkoba saya bilang gitu. Kalau umpamanya menggunakan narkoba, biasanya saya kasih arahan, nanti bisa ngomong saya, (kemudian) direhab,” tutur Heni.

“Kalau direhab, biasanya nggak bayar. Tapi kalau umpamanya nanti ketahuan polisi (terpergok saat menggunakan narkoba), jadi bukan tanggung jawab saya. Itu udah nanti tanggung jawab masing-masing,” ujarnya.

Mendekat dan mendampingi sebagai ibu

Pengalaman mendekati klien bermacam-macam. Anni Sumarni (68) bercerita, ia pernah menunggu berjam-jam karena klien yang didatangi masih tidur.

Ia juga sempat mendapati keluarga yang marah besar karena anaknya memakai narkoba.

“Pernah ini saya alami sendiri, ketika saya berhadapan dengan kedua orang tua si klien itu. Mungkin karena orang tua kan mungkin anaknya seperti itu (menggunakan narkoba) ada rasa mangkel sampai dia (si anak) agak dibentak begitu,” ungkap Anni.

Anni Sumarni, Koordinator IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023)
Anni Sumarni, Koordinator IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023) (TRIBUN JOGJA)

“Setelah selesai, saya matur (bilang) sama orang tuanya, terutama ayahnya, ‘Pak, itu kan darah daging bapak, jangan seperti itu lah. Kalau dia seperti itu, justru dia akan bisa juga suatu saat kambuh lagi’,” kata Anni.

Ia berpendapat, seorang pengguna narkoba seharusnya didekati dan didukung agar mau sembuh dan kembali ke masyarakat.

“Lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, itu harus mendukung, supaya dia mau bersosialisasi dengan masyarakat. Kembali lah dipulihkan segala-galanya, ya. Bahwa dia bagian dari masyarakat untuk bisa diterima gitu,” ujar Anni.

“Jadi, kalau orang tuanya aja memperlakukan (dia seperti) itu, apalagi masyarakat. Kita tidak berharap seperti itu. Jangan (sampai) dia ada keinginan lagi untuk pakai (narkoba) karena merasa dikucilkan dan sebagainya. Itu harapan saya,” tutur Anni.

“Jadi saya pendekatannya memang secara hati gitu ya, dengan orang tuanya, dengan kliennya. Kalau (dengan klien) yang sebaya dengan anak saya, ya tak anggap anakku, gitu,” ucapnya.

Baca juga: Kelurahan Brontokusuman Dikenal sebagai Kampung Bebas Narkoba, GKR Hemas Harap Bisa Menginspirasi

Baca juga: Tim Polda DIY Lakukan Penilaian Lomba Kampung Bebas Narkoba

Merogoh kantong pribadi

Selama proses sosialisasi, anggota IBM Dakara Kusuma mengaku mendapat fasilitas dari BNN. Biasanya, BNN akan menyediakan konsumsi untuk sosialisasi.

Namun, ketika sudah terjun ke lapangan untuk mendekati calon klien yang akan diajak rehabilitasi, para ibu-ibu ini mulai merogoh kantong pribadi.

Tak semua klien mau ditemui di rumah. Ada yang ingin bertemunya di kafe atau warung kopi, agar leluasa ngobrol soal rehabilitasi.

Kepada Tribunjogja.com, Selasa (19/9/2023), anggota IBM Dakara Kusuma Mursunarsih (56) bercerita, proses pendekatan dengan klien harus mengenal dulu dunia mereka.

Untari (kiri), Bendahara IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman dan Mursunarsih (kanan) Anggota IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023)
Untari (kiri), Bendahara IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman dan Mursunarsih (kanan) Anggota IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023) (TRIBUN JOGJA)

“Biasanya kan anak remaja itu kan merokok, ya. Orang-orang pengguna itu mesti merokok dulu. Nggak ada pengguna yang tidak merokok itu nggak ada. Mesti semuanya merokok,” katanya.

“Nah, kita itu pancen (memang) supaya dia itu bisa kenal bisa dekat dengan kita, bukannya kita menyogok, tapi supaya dia itu bisa ada keterbukaan, dia itu bisa kita ajak omong, biar kita bisa dekat, ya kita belikan rokok,” ungkap Mursunarsih.

Pada kesempatan sama, Untari (51) mengaku tidak masalah mengeluarkan dana pribadi. Tidak ada rasa sesal atau sayang dengan uang yang keluar selama berkegiatan.

“Tidak. Sudah terbiasa. Sudah terbiasa dengan sosial,” kata Untari.

Terpisah, Anni Sumarni juga mengaku tidak keberatan jika memang harus mengeluarkan dana pribadi untuk proses pendekatan dengan klien.

Ada kalanya, ia memberikan uang saku saat ada klien yang repot meluangkan waktu demi kegiatan bersama IBM Dakara Kusuma.

“Ya… Maksudnya gini mbak. Klien yang sudah bekerja, dia meluangkan waktu untuk katakanlah bertemu dengan Bu Anni, itu kan kasihan. Dia kan harusnya dapat uang,” katanya.

“Sekedar aja lah untuk apa gitu. Nggak banyak, cuma sekedar aja. Bukan apa-apa. Bukan nyogok, bukan. Cuma sekedar aja. Supaya seneng lah gitu,” tutur Anni.

“Kita berbuat baik untuk orang sebenarnya bukan untuk orang itu ya, tapi kita berbuat baik kepada orang lain kan untuk diri sendiri sebenarnya,” ucap Anni.

“Kita berbuat baik, kita berharap mereka juga baik sama kita? Tidak. Kita berbuat baik ya sudah lah berbuat baik gitu aja. Nggak perlu ada tendensi apa-apa,” ujar Anni.

Senada dengan Anni, Mursunarsih mengaku ikhlas dengan apa yang dilakukannya bersama IBM Dakara Kusuma.

“Insya Allah semuanya kalau kita ikhlas itu nanti akan ada gantinya sendiri. Kita juga sudah senang, misalnya di masyarakat itu akan terbebas (dari narkoba) itu, itu sudah, sudah hadiah. Sudah imbalan yang paling besar kepada kita,” kata Mursinarsih.

Baca juga: Hingga Agustus 2023, Polres Bantul Berhasil Menangani 87 Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Baca juga: BNNP DIY Ungkap Tiga Jaringan Peredaran Narkoba, Satu Sindikat Beroperasi di Lapas Jawa Tengah

Pengalaman lucu ditaksir klien

Sumaryati, Sekretaris IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023)
Sumaryati, Sekretaris IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman, saat ditemui Tribunjogja.com di Kantor Kalurahan Brontokusuman, Selasa (19/9/2023) (TRIBUN JOGJA)

Pengalaman berkegiatan dengan IBM Dakara Kusuma memang tak terduga.

Sekretaris IBM Dakara Kusuma, Sumaryati (48) bercerita, pernah suatu ketika ada klien yang tertarik padanya, sampai grogi saat bertemu dengannya.

“Oh itu. Kebetulan itu saya punya klien, ya sudah berumur sih sebenarnya mbak, sudah waktunya dia menikah. Tapi entah bagaimana dia belum dapat jodoh sampai saat itu. Terus akhirnya setelah ketemu saya, itu kalau kita mau janjian, itu dia memang harus minum (minuman keras) dulu,” beber Sumaryati.

“Saya tanya ‘Kenapa kok harus minum?’ (dia jawab) ‘Saya biar PD (percaya diri) kalo ketemu Bu Yati’. Terus habis itu dia juga suka apa ya, suka curhat-curhat, suka lah WA-WA (kirim pesan via WhatsApp), ya namanya seorang pemuda ya,” kata Sumaryati.

“Namanya seorang pemuda (kalau) curhat-curhat, WA-WA, tanya-tanya lah, goda-goda, itu biasa. Kalau foto juga selalu harus pengen deket gitu lho, mbak. Ya seperti itu. Lucu sih,” imbuhnya.

Sumaryati mengaku tidak ada rasa takut atau segan maupun menolak ketika menghadapi klien yang unik-unik.

“Ya piye yo mbak. Naluri seorang ibu juga sih. Saya akan membawa dia ke jalan yang lebih baik. Jadi saya tidak pernah ‘Emoh aku, emoh’ (Tidak mau saya tidak mau) gitu enggak. Jadi setiap dia mau foto, okelah kita foto,” katanya.

Klien unik tersebut kini telah tiada. Menurut cerita Sumaryati, klien itu meninggal dunia tahun lalu karena sakit.

Tak ingin anak muda terjerat narkoba

Anni Sumarni, Koordinator IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman memakai rompi Tim Terpadu Kampung Bebas Narkoba Kelurahan Brontokusuman
Anni Sumarni, Koordinator IBM Dakara Kusuma Kalurahan Brontokusuman memakai rompi Tim Terpadu Kampung Bebas Narkoba Kelurahan Brontokusuman (TRIBUN JOGJA)

Proses panjang mencari klien sampai membina mereka agar kembali sehat, didasarkan pada tujuan dan harapan mulia.

Agen pemulihan yang disebut Iptu Untoro sebagai Srikandi Kalurahan Brontokusuman itu berharap, anak muda bisa lepas dari jeratan narkoba.

“Harapan saya itu dengan adanya kami, tim yang dibentuk oleh kelurahan itu, kami mampu bersosialisasi, mengedukasi, membawa anak-anak itu ke jalan yang lebih baik,” ujar Sumaryati.

“Kalau masyarakat bebas (dari narkoba) itu sulit ya mbak ya, tapi kita bisa mengurangi lah. Karena di wilayah saya kan banyak kafe ya mbak, di wilayah Prawirotaman. Itu kalau untuk bebas, sangat sulit sekali. Kalau berkurang, bisa, seperti itu,” kata Untari.

“Kalau kita harapannya sih memang inginnya bersih semua. Tapi kan kita nggak bisa mbak untuk langsung bersih clean nggak bisa ya, mungkin bertahap-tahap gitu. Semoga di Kampung Brontokusuman untuk penyalahgunaan narkoba lambat laun pengurangannya banyak,” tutur Heni Mudiyati.

“Memang yang namanya narkoba itu kan memang selalu mengganggu kesehatan. Jadi harapan kita itu, semua masyarakat di situ itu semuanya akan sehat, akan bebas dari namanya narkoba. Ini harapan kami,” kata Mursunarsih.

“Harapan kami itu adanya IBM ini memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. Bahwa yang pernah menggunakan atau menjadi pecandu narkoba sadarlah,” kata Anni Sumarni.

“Kalau direhab secara sukarela itu lebih bagus daripada direhab ditangkap polisi itu kan lebih merugikan semuanya,” imbuh Anni.

Anni berharap, anak-anak muda yang terjerumus narkoba segera bangkit dan meninggalkan dunia gelap mereka.

Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi demi kebaikan keluarga dan masyarakat.

“Kepada mereka yang pernah tergelincir menggunakan narkoba, bangkitlah. Jangan lagi menggunakan. Karena, merugikan semua orang, baik diri sendiri, keluarga, bahkan mungkin masyarakat, ya,” pesan Anni.

“Jangan sampai ada orang tua menangis karena anaknya terkena narkoba. Jangan sampai ada orang tua yang menangis karena anaknya masuk penjara. Jangan sampai ada orang tua yang menangis karena anaknya mati sia-sia karena menggunakan narkoba,” pungkasnya. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved