Event Pameran
Padepokan Bulak Sumur: Refleksi Isu-Isu dan Problematika Kampus melalui Pameran Seni Rupa
Unit Seni Rupa (USER) UGM kembali menyelenggarakan event tahunan berupa pameran seni rupa yaitu Pameran Gamarupa 2023.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM – Unit Seni Rupa (USER) UGM kembali menyelenggarakan event tahunan berupa pameran seni rupa yaitu Pameran Gamarupa 2023.
USER merupakan salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ada di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Gamarupa sendiri merupakan kepanjangan dari Gadjah Mada Merupa dan juga proker tahunan serta output terbesar dari USER.
Pameran Gamarupa 2023 mengangkat wacana “Padepokan Bulak Sumur” sebagai judul pameran pada tahun ini.
Pameran ini diselenggarakan dari tanggal 11 hingga 15 September 2023, berlokasi di Yayasan Rumah DAS dengan waktu operasionalnya dari pukul 13.00 – 20.00 WIB serta Free HTM.
Gamarupa 2023 memamerkan berbagai seni rupa yang merupakan karya-karya orisinil para seniman di UKM itu sendiri, mencakup anggota, alumni, dosen pembina USER, dan juga salah satu pelukis yang bernama Suhardi.
“Karena ini dari Unit Seni Rupa juga, yang pastinya yang dipamerin ya karya seni rupa. Tapi gak melulu lukisan aja sih, ada karya cetak dari hasil digital, ada karya digital kaya animasinya juga, karya yang interaktifnya juga ada, sama instalasi,” jelas Faza selaku panitia pameran ketika diwawancarai, Selasa (12/09/2023).
Baca juga: Agenda Jogja Pekan Ini, 11-17 September 2023: Banyak Pilihan Acara Seni dan Konser Musik
Tidak hanya pameran seni rupa, Gamarupa 2023 juga menyelenggarakan berbagai event setiap harinya.
Ada penampilan akustik dari FORMASI (Forum Musik Vokasi) UGM, kemudian ada bedah karya, rembug seni, talkshow, workshop, serta gambas.
Menginjak hari kedua pameran diselenggarakan, sekitar 70-90 pengunjung yang sudah menikmati pameran ini.
“Bagus sih, itu emang luar biasa aja sih, apalagi ada satu karya yang tentang engineering itu memang kaya agak mendalam, lebih ngena, karena ayahku juga fokusnya di teknik,” ujar Lea, salah satu pengunjung pameran.

(Karya: Fadia) (Source: Dini Afiyah)
Salah satu karya yang ada di pameran ini memiliki makna yang mengandung kritik.
Adyba Qotrun NP yang merupakan salah satu seniman di pameran ini menjelaskan, bahwa karyanya menggambarkan isu-isu dan problematika di lingkungan kampus yang sudah terjadi ataupun yang masih terjadi hingga saat ini.
“Kritiknya ada, cuma aku ngegambarinnya dengan teknik yang emang gambarnya mungkin bisa dibilang lebih ceria gitu ya, kaya dari warna, dari bentuk, jadi kaya lebih kekanak-kanakkan gitu ya. Tapi dibalik gambar itu ada kritik-kritik yang tujuannya jelas, kritik itu untuk siapa, maksud gambaran ini apa,” ujar Adyba.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.