Berita Internasional
Mantan Pejabat Ukraina Ungkap Keberadaan Skuad Pembunuh Rahasia, Mirip 'Petrus' di Zaman Orba
Mantan Kepala Dinas Rahasia Ukraina Valentin Nalivaichenko, mengungkap informasi rahasia terkait keberadaan Skuad Pembunuh Rahasia Ukraina
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Mantan Kepala Dinas Rahasia Ukraina Valentin Nalivaichenko, mengungkap informasi rahasia terkait keberadaan Skuad Pembunuh Rahasia Ukraina.
Hal itu terungkap dalam sebuah wawancara bersama The Economist belum lama ini.
Sebagaimana dilansir Russian Today, mantan pejabat dinas rahasia tersebut mengungkapkan bahwa skuad ini merupakan divisi khusus di bawah Dinas Rahasia Ukraina.
Skuad ini dibentuk sejak tahun 2015 dan diisi oleh orang-orang terlatih dari Direktorat Kontra-Intelijen.
Adapun skuad pembunuh rahasia ini dibentuk lantaran Presiden Ukraina saat itu, Petro Poroshenko menilai bahwa sanksi penjara tidak cukup membuat para pelaku kriminal jera.
Hingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa mereka terpaksa harus menyingkirkan para pelaku kejahatan.
Sekilas, mirip dengan 'Petrus' di zaman orde baru.
The Economist mencatat, unit ini dikaitkan dengan pembunuhan sejumlah Komandan Donbass, semisal Mikhail Tolstykh atau Givi yang tewas dalam serangan roket di tahun 2017.
Ada juga Arsen Pavlov atau Motorola yang tewas dalam ledakan elevator di tahun 2016.
Serta unit ini dikaitkan juga dengan peristiwa tewasnya Aleksandr Zakharchenko, yang merupakan pejabat Repubik Rakyat Donets pertama yang tewas dalam ledakan restoran di tahun 2018.
Sumber di Dinas Intelijen Ukraina juga mengungkapkan bahwa Direktorat 5, Dinas Rahasia Ukraina memainkan peranan kunci dalam operasi melawan Rusia.
Mereka dinilai sebagai pihak yang paling bertanggungjawab dalam ledakan Jembatan Krimea.
Sementara itu, sejak konflik dengan Rusia pecah pada Februari 2022 lalu, Dinas Keamanan Ukraina dipercaya bertanggungjawab dalam serangkaian peristiwa pembunuhan wartawan Rusia dan pejabat tinggi Rusia.
Termasuk di antaranya peristiwa pengeboman mobil yang menewaskan Darya Dugina, putri dari Filsuf Rusia Aleksandr Dugina.
Serta peristiwa pembunuhan Maxim Fomin, seorang blogger militer Rusia dalam sebuah serangan bom di Saint Petersburg April tahun lalu.
Sejumlah orang dalam di dinas rahasia Ukraina mengaku tidak nyaman dengan target yang diberikan kepada mereka.
Mereka menilai target-target itu dilenyapkan bukan untuk tujuan kemenangan, melainkan hanya agar presiden merasa terkesan. (*/Tribun Jogja/RT)
WHO Sebut Wabah Ebola di Kongo Tewaskan 31 Orang, Berikut Gejalanya |
![]() |
---|
Inilah Daftar Negara yang Menolak Palestina Merdeka di Sidang PBB 2025 |
![]() |
---|
Demonstrasi Gen Z di Nepal: 19 Orang Tewas , PM dan Para Menteri Undur Diri, Gedung DPR Dibakar |
![]() |
---|
Akhir Perjalanan Sleeping Prince, Alwaleed bin Khaled Al Talal Meninggal Setelah 20 Tahun Koma |
![]() |
---|
Krisis Air di Gaza, Israel Serang Warga Palestina yang Cari Bantuan Air, 10 Tewas Termasuk Anak-anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.