Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produk Pertanian, Harga Beras Mulai Naik

Perubahan iklim telah memberikan dampak yang signifikan pada pola cuaca, ketersediaan air, dan produktivitas pertanian

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Mukhayat (59), petani di Desa Popongan, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, sedang menunjukkan kondisi lahan sawah tanaman padi yang kering karena kekurangan pasokan air, Selasa (30/5/2023). 

"Harga beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) juga naik.

"Kemarin harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450 dan saya jual Rp9.400 per kg.

"Sekarang ganti harga jadi Rp10.900 dari pemerintah," ucap Ahmad kepada Tribunjogja.com, Senin (4/9/2023).

Ahmad menduga, kenaikan harga komoditi beras saat ini dipengaruhi oleh musim kemarau.

Yang mana para petani di Kabupaten Purworejo rata-rata sudah panen dan banyak yang persediaannya sudah habis.

"Stok beras di Kabupaten Purworejo saat ini menipis karena dari luar daerah juga mengambil beras dari Purworejo.

"Kami para pedagang mau cari barang (beras) untuk dijual, juga mulai susah," katanya.

Apalagi, menurutnya, permintaan beras di pasaran saat ini semakin naik.

Sedangkan, stok beras panenan petani sudah mulai habis terjual.

Sehingga, ia merasa mulai kesusahan menstok beras.

Ahmad menyebut, biasanya kulakan beras di darah Kecamatan Ngombol dan Kecamatan Grabag.

Setiap hari, ia menyebut bisa menghabisakan atau menjual sekitar 7 kuintal beras.

"Kalau pas musim tanam ketiga (MT 3) memang harga beras biasanya mahal.

"Tapi harga saat ini lebih mahal dibanding musim kemarau tahun lalu (2022). Selama 5 tahun saya jual beras, di musim kemarau tahun ini harganya paling tinggi," tutur dia.

Ia menceritakan, kenaikan harga beras tersebut juga membuat banyak pelangannya kaget.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved