Rangkuman Ilmu Pengetahuan
Inilah Penjelasan Lengkap Mengenai Proses Terjadinya Hujan dan Jenis-Jenis Hujan
Apakah anda pernah merasa penasaran bagaimana hujan bisa terjadi? Darimana hujan bisa turun?
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM – Apakah anda pernah merasa penasaran bagaimana hujan bisa terjadi?
Darimana hujan bisa turun?
Sederhananya, hujan itu air yang turun dari langit dan membasahi permukaan bumi.
Hujan merupakan peristiwa alam di mana butir-butir air cair turun dari langit ke permukaan bumi.
Peristiwa ini terjadi ketika uap air dalam udara mengembun menjadi tetes air dan kemudian bergabung menjadi butiran yang cukup besar untuk jatuh ke bumi akibat gaya tarikan gravitasi, sebagai bagian dari siklus air.
Faktor-faktor seperti suhu, tekanan udara, dan kelembaban udara memiliki pengaruh terhadap timbulnya hujan.
Ketika uap air di atmosfer mendingin dan mengalami perubahan fase menjadi air cair melalui proses kondensasi, partikel mikroskopis di dalam awan dapat menjadi titik awal penggumpulan tetes air.
Ketika tetes-tetes ini membesar dan mencapai berat yang cukup, gaya gravitasi akan mendorongnya ke bawah, menuju permukaan bumi, dan itulah yang kita sebut sebagai hujan.
Hujan adalah aspek penting dalam siklus hidrologi bumi, mengisi sumber air permukaan seperti sungai, danau, dan waduk.
Selain itu, hujan memainkan peran krusial dalam membentuk pola cuaca dan iklim di seluruh dunia.
Oleh karena itu, berikut adalah proses terjadinya hujan yang dijelaskan secara rinci.
Proses Terjadinya Hujan
1. Penguapan (Evaporasi)
Proses evaporasi dimulai ketika air dari lautan, sungai, dan danau menguap.
Matahari mengirimkan sinar yang membuat air di permukaan ini menjadi hangat dan berubah menjadi uap air.
Proses ini memberikan energi kepada molekul-molekul air, membuat mereka bergerak lebih cepat dan akhirnya melepaskan diri dari permukaan sebagai uap air.
Penguapan juga terjadi dari tanah, tumbuhan, dan benda lain yang memiliki air di atasnya.
2. Transpirasi
Tanaman juga ikut serta dalam perputaran air dengan cara yang disebut transpirasi.
Lewat akarnya, tanaman minum air dari tanah.
Air tersebut naik melalui tanaman dan keluar melalui daunnya sebagai uap air.
Proses transpirasi membantu memindahkan air dari tanah ke udara di atmosfer.
3. Konveksi dan Kondensasi
Uap air yang naik ke langit menjadi dingin saat mencapai udara yang lebih tinggi yang lebih sejuk.
Saat uap air dingin ini berhenti bergerak cepat dan mendekat satu sama lain, mereka bergabung kembali dan berubah jadi tetesan air, seperti saat kita melihat embun di rumput di pagi hari.
Proses ini biasanya terjadi di sekitar benda-benda kecil di udara, seperti debu atau garam laut, yang membantu membuat awan.
4. Pembetukan awan
Molekul-molekul air yang berkontribusi pada proses kondensasi berkumpul di sekitar inti-inti partikel dan membentuk tetes-tetes air mikroskopis.
Tetes-tetes ini berkumpul menjadi awan.
Awan adalah kumpulan tetes-tetes air atau kristal es yang mengambang di udara.
5. Peertumbuhan Awan
Awan terus berkembang ketika uap air terus menambah jumlahnya dan berubah menjadi tetesan-tetesan air kecil yang mengelilinginya.
Ini biasanya terjadi saat udara bergerak ke atas, ke bagian langit yang lebih tinggi.
Di tempat ini, udaranya lebih dingin dan tidak bisa menampung banyak uap air lagi.
Itu sebabnya uap air mulai berubah jadi tetesan air dan membentuk awan.
Ini mirip dengan saat melihat embun terbentuk pada kaca jendela ketika udara dingin di luar menyentuh kaca yang lebih hangat di dalam.
6. Koalesensi dan Pertumbuhan Tetes Air
Di dalam awan, tetes-tetes air yang sangat kecil akan jadi semakin besar karena mereka saling bentur dan bergabung.
Tetes-tetes yang lebih besar punya berat dan kekuatan yang cukup untuk memengaruhi tetes-tetes kecil di sekitarnya.
Ini disebut koalesensi, yaitu saat tetes-tetes air bergabung untuk membentuk tetes yang lebih besar.
7. Pembentukan Hujan
Tetes-tetes air yang sudah menjadi besar dan berat akan turun dari awan karena daya tarik gravitasi, sama seperti benda yang kita lempar ke bawah.
Saat tetes-tetes ini turun melewati awan yang lebih dingin atau tempat dengan udara yang dingin, mereka bisa berubah menjadi es dan membentuk seperti kristal es.
Tapi jika tetes-tetes air ini mencapai lapisan udara yang cukup hangat, mereka tetap menjadi air dan jatuh ke bumi sebagai hujan.
8. Hujan di Permukaan
Tetes-tetes air yang turun dari awan akhirnya sampai ke permukaan bumi sebagai hujan.
Hujan bisa datang dalam berbagai tingkat kekuatan, dari tetesan-tetesan kecil seperti gerimis sampai hujan lebat.
Seberapa cepat tetes-tetes air ini mencapai tanah dipengaruhi oleh hal-hal seperti suhu dan tekanan udara di lapisan bawah langit.
Jenis-Jenis Hujan
Hujan memiliki berbagai jenis dan intensitas.
Berikut adalah beberapa jenis hujan yang sering terjadi:
1. Hujan Gerimis
Hujan gerimis terdiri dari tetes-tetes air kecil dan ringan yang turun dengan intensitas rendah.
Ini biasanya membuat benda-benda menjadi basah tetapi tidak menyebabkan banyak air mengalir.
2. Hujan Sedang
Hujan sedang terdiri dari tetes-tetes air yang lebih besar dan berat dibandingkan dengan gerimis.
Intensitas hujan sedang lebih kuat dan bisa membuat permukaan menjadi lebih basah serta membentuk genangan air.
3. Hujan Deras
Hujan deras adalah hujan dengan tetes-tetes air yang sangat besar dan kuat.
Ini bisa mengakibatkan genangan air yang lebih dalam, bahkan bisa menyebabkan banjir, serta mengganggu kegiatan sehari-hari.
4. Hujan Badai
Hujan badai adalah jenis hujan yang sangat kuat dan sering terjadi saat badai petir dan kilat.
Hujan ini bisa sangat hebat dan bisa menjadi bagian dari situasi cuaca yang sangat ekstrem.
5. Hujan Es
Hujan es terjadi saat tetes-tetes air cair membeku saat turun dan sampai di udara yang dingin.
Sebelum mencapai tanah, tetes-tetes ini bisa berubah menjadi tetesan es atau kristal es karena dinginnya udara.
( MG Salma Nabila Fausta )
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.