Viral Medsos

Apa Itu Gempa Swarm dan Water-Hammer? Jawaban Misteri Benturan di Sumenep Jawa Timur

Penyebab dentuman misterius di Sumenep, Jawa Timur, akhirnya terkuak. Ternyata, itu bersumber dari gempa swarm dan suara dentuman diperkirakan berasal

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjatim.com/Ali Syahbana
Apa Itu Gempa Swarm dan Water-Hammer? Jawaban Misteri Benturan di Sumenep Jawa Timur 

Lebih lanjut, Hermansyah menerangkan, gempa swarm adalah gempa yang biasanya memiliki magnitudo yang rendah, dan tidak memiliki gempa utama yang jelas sebagai pemicu.

Gempa swarm sering terjadi dalam periode singkat. Umumnya, gempa swarm tidak terlalu merusak.

"Gempa swarm sering terjadi dalam periode yang singkat dan bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Meskipun gempa-gempa dalam swarm umumnya tidak terlalu merusak, mereka dapat memicu kekhawatiran karena walaupun intensitas relatif rendah dan frekuensinya yang tinggi atau sering," katanya.

Badan Geologi merekomendasikan agar kajian kegempaan terhadap potensi sesar aktif segera dilakukan.

Hal ini untuk mengantisipasi potensi sifat merusaknya pada masa mendatang.

Selain itu, masyarakat dapat beraktivitas normal dan tetap tenang.

Sementara mengutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengertian gempa swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian sangat tinggi yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama di suatu kawasan, dan tanpa ada gempa utama (mainshock).

Karena aktivitasnya yang terus menerus, aktivitas gempa swarm hanya meresahkan dan jarang yang menimbulkan kerusakan, jika kejadiannya di pesisir pantai gempa swarm tidak akan memicu tsunami.

Sebelumnya, mengutip Tribunnews.com, BMKG Pasuruan memberikan analisisnya terkait fenomena suara dentuman kecil yang berulang di Sumenep, Jawa Timur disebut kecil.

Berdasarkan Analisis Seismograf BMKG Pasuruan, suara dentuman disertai getaran di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur itu diketahui berada di struktur tanah batu kapur tanah tidak lembek.

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan Suwarto mengatakan, dari analisis video dan suara dentuman kecil yang beredar dampaknya terbilang kecil.

Bahkan, hingga kini tidak ada tanda-tanda kerusakan yang terjadi akibat fenomena tersebut.

"Kalau melihat observasi kami, kemudian melihat struktur yang ada, melihat video yang kemarin dengan intensitas getaran, intensitas bunyi yang kecil kalau menurut saya ya, artinya, dampaknya lokal sekali, kalau dari analisis kami dampaknya kecil," ungkap Suwarto, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (15/8/2023).

"Dari observasi kami, saya kira masih cukup aman lah untuk masyarakat kembali beraktivitas," sambungnya.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved