PSIM Yogyakarta
Bek PSIM Yogyakarta Joko Supriyanto Bawa Pengalaman Berharga dari Piala Panglima TNI 2023
Bagi publik sepakbola Yogyakarta, nama Praka Joko Supriyanto mungkin masih terdengar asing. Wajar saja, ini menjadi tantangan baru bagi pesepak bola
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Bagi publik sepakbola Yogyakarta, nama Praka Joko Supriyanto mungkin masih terdengar asing. Wajar saja, ini menjadi tantangan baru bagi pesepak bola asal Pasuruan, yang sejak awal menekuni karier profesionalnya di berbagai klub asal Jawa Timur.
Sebelumnya, prajurit yang berdinas di Batalyon Zeni Tempur 10 Divisi 2 Kostrad, Pasuruan, ini malang-melintang memperkuat sejumlah klub asal Jawa Timur, mulai dari Persekabpas Pasuruan, PSPK Pasuruan, Persedikab Kediri, dan musim lalu membela Putra Delta Sidoarjo FC sebelum berganti nama menjadi Malut United FC.
"Pastinya senang dan bangga bisa bergabung ke tim bersejarah sekaligus pendiri PSSI juga. Ada tekad tersendiri juga, ingin bawa PSIM ini promosi ke Liga 1 sesuai target manajemen," kata Joko Supriyanto mengawali perbincangan dengan Tribun Jogja, Selasa (15/8/2023).
Baca juga: Jelang HUT ke-78 RI, Permintaan Kaos dari Konveksi di Yogya Meningkat Hingga Produksi 400 per Hari
Sebelum menandatangani kontrak bersama klub berjuluk Laskar Mataram, Joko Supriyanto ternyata sudah lebih dulu diminati dua klub Liga 2 yang masing-masing berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Satu di antara dua klub tersebut bahkan sudah mengirimkan draft kontrak, namun tak ditandatangani oleh Joko.
Joko mantap berlabuh ke PSIM Jogja, pertimbangannya tak lepas dari adanya sosok pelatih sarat pengalaman Kas Hartadi.
"Saya merasa beliau (Kas Hartadi) sosok yang luar biasa, dengan track record yang luar biasa juga bersama Sriwijaya, Kalteng Putra serta Dewa United," kata Joko Supriyanto, yang juga merupakan saudara kembar dari pesepak bola PSMS Medan, Joko Susilo.
Sekira 15 hari berlatih di bawah arahan Kas Hartadi, Joko Supriyanto harus meninggalkan rekan-rekannya di tim sementara waktu saat ia dipercaya masuk ke skuad PSAD untuk tampil di Piala Panglima TNI 2023 yang baru saja berakhir, Jumat (11/8/2023) lalu.
PSAD yang dijejali pesepak bola Liga 1 di antaranya Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu, Frets Butuan, Wawan Febrianto, Guntur Triaji, Alwi Slamat, Sandi Arta Samosir, Fredyan Wahyu, Ahmad Nufiandani serta yang lainnya, berhasil meraih trofi bergengsi usai menang dengan skor 4-2 atas tim Persatuan Sepakbola Angkatan Udara (PSAU).
"Di PSAD akhirnya bisa tergabung dalam satu tim dengan kakak saya, Joko Susilo. Saya pun tidak tahu bagaimana nama saya bisa ikut dipanggil memperkuat tim PSAD, mungkin pelatih melihat (track record) dari kompetisi musim lalu sehingga ada pertimbangan-pertimbangan tertentu," kata Joko Supriyanto.
"Pastinya banyak pelajaran yang saya ambil dari para pemain Liga 1, misal soal penempatan posisi dan pengambilan keputusan saat di lapangan," tambahnya.
Joko pun mengaku antusias serta tak sabar untuk tampil berseragam PSIM Jogja di Liga 2 2023/24. Ia optimistis, tim yang sarat kekeluargaannya ini bisa menorehkan hasil yang sesuai harapan.
"Semua pemain di sini bekerja keras, tidak ada satu pun yang leyeh-leyeh. Bahkan pemain senior pun benar-benar bekerja keras dan semangat, ini menjadi motivasi bagi para pemain muda untuk melakukan hal yang sama," kata Joko Supriyanto.
Di posisi yang sama, Joko Supriyanto akan bersaing memperebutkan posisi di tim utama dengan sederet pemain senior di antaranya Hendra Wijaya, Achmad Faris Ardiansyah serta Jajang Sukmara yang juga beroperasi sebagai stopper.
"Terpenting bagi saya berusaha memberikan penampilan maksimal kapanpun dipercaya oleh pelatih. Lebih baik saya siap saat dipercaya tampil, dibandingkan tidak siap tapi diberi kesempatan untuk tampil. Siapapun yang dipercaya tampil, saya berharap kemenangan bisa diraih oleh PSIM," kata Joko.
"Diibaratkan prajurit yang mau berperang, amunisi ini sudah disiapkan lebih dulu. Bukan saatnya berperang, tapi amunisi belum dipersiapkan," tambahnya.
Pengalaman di Kongo
Sebagai seorang prajurit, pengalaman yang sangat berkesan bagi Joko Supriyanto sejauh ini ialah saat ia tergabung di Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Gerak Cepat (BGC) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B TA 2020 yang diberangkatkan ke Republik Demokrasi Kongo.
"Sesuai surat perintah, seharusnya kami bertugas di Kongo selama 1 tahun. Namun karena pandemi Covid-19, diperpanjang menjadi 1,5 tahun. Jadi kami tidak diperbolehkan keluar dari daerah tugas, begitu juga yang akan masuk dari Indonesia pun tidak boleh,"
"Di sana kami dari BCG bertugas mengamankan karena di Kongo banyak terjadi perang suku, jadi kami berusaha netral di tengah agar peperangan tidak terjadi," lanjutnya.
"Pernah suatu malam terjadi peperangan antar suku, kami berusaha mengamankan agar perang tidak berlanjut. Kalau untuk tugas lainnya, kami biasa patroli di hutan-hutan, menetap di sebuah suku selama 2 minggu itu paling lama, sebelum kembali ke kamp,"
"Selama di sana (Kongo) pastinya yang paling berat ialah menahan rindu dengan keluarga. Kalau prajurit misal ditugaskan di Aceh atau di Ambon, setiap cuti kan masih bisa pulang, nah di Kongo ini benar-benar jauh sekali bahkan penerbangan bisa sampai 18-20 jam," kenang Joko Supriyanto. (Han)
Alasan Van Gastel Jarang Lakukan Pergantian Pemain PSIM Yogya hingga Minta Rafinha Tunggu Momentum |
![]() |
---|
PSIM Yogyakarta Boyong 24 Pemain ke Kandang Malut United, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Brajamusti dan Bobotoh Resmi Berdamai, Ini Harapan Kapolresta Yogyakarta |
![]() |
---|
Cahya Supriadi Dipanggil Timnas U-23, Manajer PSIM Jogja Harap Pemain Lain Ikuti Jejak Sang Kiper |
![]() |
---|
Gelandang PSIM Yogyakarta Ze Valente Ungkap Arti Selebrasi Dua Jari saat Bobol Gawang Persib Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.