Berita Sleman Hari Ini

Geomembran di TPSS Tamanmartani di Kalasan Sleman Sempat Sobek karena Truk Sampah

Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS) di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, sudah beroperasi menampung sampah di Kabupaten Sleman.

|
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS) di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, sudah beroperasi menampung sampah di Kabupaten Sleman.

Adapun TPSS tersebut dilengkapi dengan geomembran supaya tidak terjadi pencemaran tanah.

Namun baru beberapa hari beroperasi, geomembran di TPSS Tamanmartani mengalami sobek.

Kepala DLH Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, mengakui sobeknya geomembran yang terjadi beberapa hari lalu. Begitu adanya geomembran yang sobek, pihaknya pun langsung melakukan perbaikan.

Baca juga: Terungkap Kasus Temuan Jasad Wanita di Wadas Kajoran Magelang, Korban Ternyata Dibunuh Pacar Sendiri

“Itu memang sobek, karena kami ya tidak pengalaman ya wajar. Itu sudah diperbaiki, sekarang sudah dipakai untuk titip sampah,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa (15/8/2023).  

Menurutnya, sobeknya geomembran terjadi karena manuver truk saat membuang sampah. Menurutnya, hal itu karena ketidak hati-hatian pengemudi truk sampah.

“Truknya berhenti, tetapi dia menggerakan stirnya, ya sobek, begitu ceritanya,” ucapnya.

Agar kejadian tersebut tak terulang lagi, maka begitu ada sampah masuk akan diratakan dan dilapisi tanah. Dengan demikian, truk yang masuk tidak langsung melindas geomembran.

“Jadi ketika truk masuk lagi gak langsung bersinggungan dengan geomembran  tapi dengan tanah dan sampah yang kami ratakan itu,” ungkapnya.
 
Adapun TPS sementara dapat digunakan untuk menampung 50 ton sampah per hari. Dengan asumsi satu truk mengangkut 5 ton, maka dalam sehari ada 10 truk yang membuang sampah di sana.  

Namun demikian, dari pantauannya, sampah yang masuk ke TPSS Tamanmartani tak sampai 50 ton. Pasalnya setiap hari hanya ada 6-7 truk yang masuk. Menurutnya hal tersebut disebabkan sudah banyak warga yang melakukan pemilahan sampah.

Kemudian sampah yang masuk ke depo transfer juga kembali dilakukan pemilihan sebelum akhirnya ditampung di TPSS Tamanmartani.  
 
“Sehingga ya mungkin sampahnya sudah sedikit banyak berkurang ya,” katanya.

Meski masyarakat sudah berusaha memilah sampah sendiri, dirinya juga melarang warga membakar sampah. Pasalnya pembakaran sampah tersebut akan berdampak pada lingkungan, selain berpotensi timbulnya kebakaran yang lebih besar, seperti yang terjadi di beberapa daerah di DIY. (nto)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved