Yamaha XS650, Pionir Motor 4-tak Jenama asal Jepang
Jenama populer asal Jepang, Yamaha, rupanya pernah dipandang sebelah mata oleh konsumen sepeda motor periode 70-an, kala mencoba mendobrak pasar
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Jenama populer asal Jepang, Yamaha, rupanya pernah dipandang sebelah mata oleh konsumen sepeda motor periode 70-an, kala mencoba mendobrak pasar Amerika-Eropa yang didominasi pabrikan pencetus motor-motor tampilan retro klasik di antaranya Triumph, Harley Davidson, Jawa dan Indian.
Namun, Yamaha yang masih sangat belia pada waktu itu mampu menjawab keraguan banyak orang lewat Yamaha XS650 yang didesain dengan rangka yang kokoh dan mesin kembar paralel 650 cc sekaligus jadi motor 4-tak pertama keluaran pabrikan 'Garputala'.
Baca juga: DRAMA Mobil Dinas Terabas Jalan Cor, Ini Pengakuan Kadispora Kota Lubuklinggau yang Ada di Dalamnya
Hal tersebut dibuktikan Darwin Ibrahim, pemilik Yamaha XS650 lansiran 1972/73 asal DI Yogyakarta, sudah jatuh hati sejak 2015 pada motor yang pernah jadi tunggangan andalan Kenny Robert di AMA Professional Dirt Track Racing, berhasil menyabet juara umum selama dua tahun beruntun, yaitu pada tahun 1973 dan 1974.
"Sebenarnya ini (Yamaha XS650) juga bukan motor koleksi ya, karena saya kebetulan senang motor sejak zaman masih sekolah di Medan dulu tahun 80-an akhir. Tapi benar-benar hobi dan menggemari Yamaha XS650 baru dari tahun 2015, bermula dari beli mesinnya hingga dibangun menjadi sebuah unit motor, ternyata Yamaha XS650 ini memang motor yang enak," kata Darwin kepada Gaspol 52 Tribun Jogja.
Menilik spesifikasinya, Yamaha XS650 dibekali mesin dua silinder serta punya sudut crankshaft 360 derajat yang berarti pistonnya naik turun bersamaan.
Teknologinya cukup mentereng pada masa itu karena sudah menggunakan rantai keteng.
Dengan konstruksi mesin seperti itu, Yamaha XS650 punya tenaga hingga 53 dk dan torsi maksimal 54 Nm.
Yang revolusioner pada zamannya dari Yamaha XS-1 ini adalah crankcase-nya yang terbelah horizontal.
Di masanya yaitu tahun 1970-an, rata-rata motor Eropa punya crankcase yang terbelah vertikal. Ini membuat Yamaha XS650 punya keunggulan karena olinya nggak gampang bocor atau rembes.
Adapun Yamaha XS650 berkelir biru yang dimiliki Darwin saat ini bukanlah unit sama yang dibangun tahun 2015 silam. Yamaha XS650 milik Darwin saat ini baru ia dapat sekira 2 tahun lalu di Yogyakarta, dalam kondisi bahan yang lama dongkrok tak digunakan.
"Saya dapat XS650 ini dalam kondisi motor yang dongkrok. Satu unit tapi tidak utuh, body partnya banyak yang nggak ada, mesinnya pun dalam kondisi ngunci tidak bisa hidup, bisa didorong saja sudah bagus banget," kata Darwin.
Banyak perbaikan yang sudah dilakukan Darwin pada Yamaha XS650. Diawali dari overhaul mesin atau proses pembongkaran mesin untuk diperiksa dan diperbaiki bila terdapat komponen yang mengalami kerusakan.
"Kemudian sparepart yang sudah tidak layak diganti seperti seher, liner, bearing yang sudah jelek juga diganti. Untuk bagian rangkanya aman, tapi kaki-kaki seperti shock depan dan belakang sudah tidak bisa dipakai, jadi saya ganti orisinilnya," jelas Darwin.
"Tangki dan side cover juga saya ganti orisinil," tambahnya.
Darwin mengatakan, dalam membangun motor ia lebih senang dengan konsep natural look, sehingga memilih tidak me-repaint alias cat ulang kondisi tangki serta side cover orisinil copotan yang didapat.
"Tangki dan side cover hanya saya bersihkan, yang penting layak dipakai, nyaman dikendarai tapi tampilannya apa adanya. Kebetulan saya dapat tangki warna biru, tapi warna birunya mulai kusam, tapi ya tidak apa-apa justru menurut saya itu lebih natural," kata Darwin.
Selain membiarkan motornya tampil natural, Darwin juga menilai motor perlu sentuhan pribadi alias ciri khas. Sehingga ia mendesain sendiri spakbor depan Yamaha XS650 miliknya, bentuknya sekilas sama namun bila dicermati akan berbeda.
"Jok pun saya bikin dimensinya lebih ramping dan pendek, tapi tampilannya menyerupai orisinil. Untuk knalpot, headernya tetap orisinil tapi muffernya saya gunakan tipe botol seperti yang digunakan motor-motor Inggris, supaya kesan klasiknya lebih kental," ujar Darwin.
"Untuk tipe Yamaha XS650 milik saya ini seharusnya pakai disc brake, tapi saya sematkan tromol di bagian depan seperti tahun yang lebih tua," tambahnya.
Sementara untuk roda, Yamaha XS650 yang dibekali roda ring 19 untuk depan dan ring 18 untuk belakang, diubah Darwin menjadi ring 17 untuk belakang dan ring 18 untuk bagian depan agar tampilannya lebih padat, kekar, tidak terlalu jangkung sehingga ground clearance atau jarak minimum antara ujung bawah bodi kendaraan (atau sasis) terhadap permukaan jalan lebih pas.
Tembus 200 Juta
Yamaha XS650 yang legendaris kini banyak dicari. Sebagian mengincar bagian mesinnya untuk digunakan sebagai basis motor kustom, namun tak sedikit pula kolektor motor klasik yang berharap bisa mengoleksi motor produksi 1969 hingga 1979, dalam kondisi orisinilan.
"Kalau dari segi kualitas, saya bilang ini motor over engineer di eranya. Jadi kalau untuk motor twin silinder 650 cc di era 70-an, saya bilang ini motor paling superior, di luar negeri pun tetap dibicarakan, dipakai, dijadikan bahan motor untuk dibangun, ini salah satu motor legend," kata Darwin.
"Untuk orang-orang yang suka motor klasik, tapi tidak begitu paham otak-atik, bisa saya katakan ini cocok untuk pemula tapi bener-bener bisa bikin kecantol dan kecanduan, karena jika dibandingkan motor di era dan kelasnya, ini jauh lebih enak," lanjutnya.
"Penggemar motor klasik kan rata-rata senangnya (motor) Amerika- Eropa, sementara motor Jepang ini jarang dilirik. Tapi Yamaha XS650 ini bisa dikecualikan karena penggemar motor klasik Amerika-Eropa pun pasti tahu kalau ini motor bagus," tambahnya.
Untuk range harga, Darwin mengatakan bahwa harga Yamaha XS650 ini bervariasi tergantung kondisi unitnya.
"Untuk Yamaha XS650 yang no paper alias tanpa dilengkapi surat-surat kendaraan berkisar Rp 150 jutaan, sementara yang bersurat bisa lebih dari Rp 200 juta," pungkas Darwin. (Han)
Pemeliharaan Rutin Selokan Mataram dan Van Der Wijck Diusulkan Jadi Agenda Tahunan |
![]() |
---|
Digelar Akhir Pekan Ini, Sleman Culture Festival Dimeriahkan Pesta Kembang Api dari Jepang |
![]() |
---|
Delapan Siswi Jepang Rasakan Pengalaman Jadi Santri di Pesantren Bumi Cendekia |
![]() |
---|
Kota Jogja jadi Tuan Rumah "Japan Foundation Spogomi World Cup Indonesia Qualifier" |
![]() |
---|
Jepang Bentuk Unit Khusus Tangani Berbagai Masalah Warga Negara Asing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.