Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korsel: Kondisi Peserta Asal DIY Tetap Sehat

Sementara puluhan peserta Jambore Pramuka Dunia dari juga sudah dievakuasi dari Bumi Perkemahan Saemangeum, Korea Selatan, menuju Wonkwang University

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Joko Widiyarso
Dok. Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta
Para peserta Jambore Pramuka Dunia asal Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung di Korea Selatan itu mengalami kendala karena ancaman topan khanun. 

TRIBUNJOGJA.COM - Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan harus diakhiri lebih awal karena berbagai persoalan, mulai dari gelombang panas, topan yang akan datang, dan toilet tidak bersih.

Puluhan ribu peserta kemudian dievakuasi pada Selasa (8/8), padahal rangkaian acara seharusnya berakhir Sabtu (12/8/2023).

Media Korea Selatan menyebutnya "aib nasional", sedangkan sejumlah orang tua peserta mengeluhkan kondisi yang buruk di lokasi.

Pramuka dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris bahkan pulang lebih awal.

Sementara puluhan peserta Jambore Pramuka Dunia dari juga sudah dievakuasi dari Bumi Perkemahan Saemangeum, Korea Selatan, menuju Wonkwang University sejak Selasa (8/8).

Evakuasi besar-besaran dilakukan akibat dampak cuaca panas ekstrem dan ancaman topan khanun yang diprediksi melanda lokasi Jambore, 9-10 Agustus 2023.

Meski demikian, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogya, Heroe Poerwadi, memastikan, 29 orang asal DIY yang ambil bagian di Jambore Dunia, meliputi 24 peserta, 5 pembina dan 3 layanan internasional, dalam kondisi sehat.

Ia pun tak memungkiri, suhu yang meningkat drastis memang dirasakan para peserta, namun hal tersebut tidak menjadi permasalahan berarti.

"Suhu meningkat, panas. Tapi, menurut laporan dari tim yang ada di sana, tidak ada masalah. Karena yang dari Indonesia, khususnya Yogyakarta, sudah terbiasa merasakan panas," ungkap Heroe Poerwadi, Rabu (9/8).

"Jadi, yang mengalami masalah dengan cuaca panas itu peserta dari negara-negara 4 musim. Kalau yang dari Indonesia tidak ada masalah sejauh ini, semua sehat-sehat, tidak masalah," tambah Heroe.

Karena itu, ia menyampaikan, keluarga atau kerabat para peserta Jambore Dunia dari DIY tak perlu khawatir.

Terlebih, Pemerintah Korsel pun begitu sigap menggulirkan antisipasi melalui upaya evakuasi sejak dini, agar para peserta terhindar dari topan khanun, yang dampaknya diprakirakan menyentuh lokasi Jambore, di Bumi Perkemahan Saemangeum.

"Sudah dievakuasi, seluruh peserta dipindahkan ke sekitar Seoul. Untuk peserta dari Yogya, evakuasinya di Wonkwang University. Pemerintah Kosel kemarin sudah mengerahkan 1.000 bus, ya," ungkapnya.

"Alhamdulillah, peserta dari Yogya sehat-sehat. Kami selalu berkomunikasi, karena ada tim pembina dan layanan internasional yang mendampingi teman-teman," imbuh eks Wakil Wali Kota Yogya itu.

Heroe merinci, rata-rata peserta Jambore Pramuka Dunia dari Yogyakarta merupakan usia pelajar SMA, tingkat penggalang dan penegak.

Ia mengungkapkan, meski harus menjalani evakuasi, rangkaian kegiatan Jambore Pramuka Dunia tetap dilaksanakan sesuai jadwal, dengan lokasinya yang dipindahkan.

"Tidak ada perubahan, ya, meski ada evakuasi. Jadi, kegiatannya tetap digulirkan. Besok 11 Agustus para peserta disuguhi penampilan (artis) K-Pop, terus 12 Agustus rencananya peserta pulang ke Indonesia, antara 12-14 Agustus," pungkas Heroe.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved