Kisah Inspiratif

Anak Petani Asal Sumbawa Lolos Kuliah Gratis di UGM

Meski kondisi ekonomi pas-pasan, Kiswanto dan Hadia selalu memotivasi ketiga putrinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Anak Petani Asal Sumbawa Lolos Kuliah Gratis di UGM 

Kiswanto bercerita ia sudah menjadi tenaga pegawai tidak tetap sejak tahun 2008 setelah tidak lagi menjadi karyawan di perusahaan tambak udang di dekat pelabuhan Poto Tano.

Di awal bekerja honor Rp 400 ribu lalu naik Rp 700 ribu tiga tahun kemudian.

Selanjutnya empat tahun setelahnya naik sekitar satu jutaan.

“Kalau dibilang cukup atau tidak cukup, manusia itu merasa tidak pernah cukup. Tapi jika bicara sisi agama kita harus pandai mensyukuri saja,” ungkapnya.

Meski kondisi ekonomi pas-pasan, Kiswanto dan Hadia menuturkan ia selalu memotivasi ketiga putrinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Meski ia sempat khawatir saat Putri berniat untuk mendaftar kuliah di Universitas Gadjah Mada lewat jalur prestasi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

“Sempat sedikit ragu takut nggak lolos beasiswa (KIP), takutnya nggak bisa biayain karena ada kakak saya yang masih kuliah. Bapak pesan kalau tidak lolos di negeri (PTN) tidak bisa lanjut kuliah dulu. Saya tetap berani daftar Lewat jalur SNBP. Saya rajin salat dan berdoa agar bisa lolos,” kata Putri.

Putri mengaku ia mafhum dengan kondisi keluarganya.

Ia tidak pernah meminta banyak akan keinginan dan keperluannya selama menginjak bangku sekolah.

Setiap pagi ia diantar oleh Ayahnya ke sekolah SMAN 1 Poto Tano.

Ia banyak ikut kegiatan di sekolah mulai dari kegiatan OSIS, Pramuka dan Pasukan Baris Berbaris.

Dalam kegiatan akademik, Putri selalu mendapat langganan juara satu di kelas.

“Selama di SMA selalu juara satu. Kalau ada PR saya serahkan paling duluan,” katanya.

Sepulang sekolah Putri mengaku sering banyak belajar di kamar, bahkan saat diminta ibunya untuk menggembala kambing yang dilepas di sekitar dewa, ia tidak segan-segan membawa buku atau belajar menggunakan internet di ponselnya.

Menurut Putri, menjadi pengembala kambing atau sapi sudah menjadi kegiatan tambahan bagi penduduk Tambaksari yang hanya mengandalkan pertanian tadah hujan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved