Berita Jogja Hari Ini
Yayasan Swadeshi Diraya Ngayogyokarto akan Jalin Kerjasama dengan SLB Pembina Yogyakarta
Yayasan Swadeshi Diraya Ngayogyokarto akan melakukan kerjasama dengan SLB (Sekolah Luar Biasa) Pembina Yogyakarta untuk mengembangkan Batik Umpluk
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Yayasan Swadeshi Diraya Ngayogyokarto akan melakukan kerjasama dengan SLB (Sekolah Luar Biasa) Pembina Yogyakarta untuk mengembangkan Batik Umpluk dan memberikan pelatihan-pelatihan anak-anak Down Syndrome dan Tuna Grahita ketika mereka lulus dari SLB Pembina Yogyakarta.
Pelatihan yang akan diberikan baik berupa pelatihan Batik Umpluk maupun pelatihan keterampilan yang lain guna mendukung kemandirian anak-anak.
Ketua Yayasan Swadeshi Diraya Yogyakarta Ir Dewi Mulyani, MA, melakukan audiensi dengan Kepala SLB Pembina Yogyakarta Nurkhasanah, SPd, M.Pd di SLB Pembina Yogyakarta, baru-baru ini.
Sekretaris Yayasan Swadeshi Diraya Ngayogyokarta Nurul Hajati, SH mengatakan pengembangan Batik Umpluk yang akan dilakukan oleh Yayasan Swadeshi ini terutama dalam hal desain maupun produk turunan batik tidak hanya lembaran kain saja, supaya diminati oleh pasar.
Produknya bisa beraneka macam antara lain baju,tas, kerudung, sajadah, asesoris, kipas.
“Kerjasama ini juga sudah disetujui dan didukung oleh Gusti Putri (Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam) selaku Pembina Yayasan Swadeshi Diraya Ngayogyokarto,” kata Nurul.
Untuk itu perlu MoU (Memorandum of Understanding) antara Yayasan Swadeshi Diraya dengan SLB Pembina Yogyakarta.
Kepala SLB Pembina Yogyakarta Nurkhasanah menyambut baik kerjasama tersebut.
"Apalagi selama ini untuk anak-anak lulusan SLB Pembina Yogyakarta khususnya, dan SLB pada umumnya belum ada yang 'menangkap'," katanya.
“Saya mendukung sekali dengan adanya tawaran kerjasama dari Yayasan Swadeshi Diraya ini. Sehingga anak-anak lulusan dari SLB Pembina bisa mendiri terutama untuk dirinya sendiri," imbuhnya.
Selama ini, lanjutnya, apabila anak-anak sudah lulus mereka hanya tinggal di rumah dan dari pemerintah tidak ada perhatian terhadap mereka.
Padahal ketika mereka sekolah biayanya gratis. Anak-anak Down Syndrome dan Tuna Grahita ini kalau harus berkomunitas dengan komunitas yang sama dan tidak bisa hidup tanpa teman.
Pernah ada siswa dari sini diterima bekerja di salah satu bengkel dekat sekolah, tetapi karena hanya sendirian anaknya keluar, ungkap Nurkhasanah.
Lebih lanjut ia mengatakan agar siswa alumni SLB Pembina bisa mandiri, pihaknya menjadikan beberapa alumninya sebagai karyawan tetapi atas biaya dari sekolah.
Karena setelah lulus anak-anak Down Syndrome maupun Tuna Grahita tidak mendapat biaya dari pemerintah.
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
INFO Festival Durian Jogja di Sleman Ada All You Can Eat dan Lomba Makan Durian 26-29 Januari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.