BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Dingin Saat Kemarau, Diprediksi Terjadi Hingga Agustus 2023

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menjelaskan penyebab suhu udara di DIY terasa dingin meski saat ini memasuki musim kemarau.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan, saat ini wilayah DI Yogyakarta masih dalam periode musim kemarau yang diakibatkan oleh gerak semu matahari yang saat ini berada di Belahan Bumi Utara.

Baca juga: Soal Viral Pernikahan Anjing Pakai Adat Jawa, Disbud DIY: Terjadi Degradasi dan Distorsi Nilai

"Akibatnya di belahan Bumi Selatan mengalami musim dingin yang kemudian menyeruak hingga selatan Equator sehingga menyebabkan angin bersifat kering dan dingin," katanya, dihubungi, Kamis (20/7/2023).

Dia menuturkan pada saat musim kemarau tutupan awan relatif sedikit atau clear, sehingga proses pendinginan bumi berlangsung sangat cepat baik pada siang maupun malam hari.

Sehingga kondisi tersebut mengakibatkan wilayah DI Yogyakarta terasa dingin. 

"Berdasarkan pengamatan suhu minimum di Stasiun Klimatologi Yogyakarta dalam beberapa hari ini terpantau tertendah 19.4º celcius. Ini masih dalam kisaran normalnya," tuturnya.

Musim kemarau dengan suhu udara dingin ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga Agustus mendatang.

"Cuaca dingin masih bisa terjadi sampai bulan Agustus," terang dia.

Dampak dari suhu udara dingin ini menurut Reni dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

"Fluktuasi suhu yang dingin pada malam atau dini hari dan panas pada siang hari bisa berdampak pada kesehatan tubuh manusia dan bisa berdampak pada terjadinya embun es pada dini hari atau pagi hari yang dapat merusak tanaman pertanian," tandasnya. (hda)