Berita Kabupaten Magelang Hari Ini

KISAH Eks Wartawan Magelang, Dulu Dicibir Orang Sekarang Jadi Miliarder Terima UGR Tol Jogja-Bawen

Senyum bahagia terpancar dari wajah Muhammad Habib Saleh, warga Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang. Dia mendadak

|
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Nanda Sagita Ginting
Muhammad Habib Saleh saat menerima bukti pembayaran UGR Tol Jogja-Bawen di Balai Desa Blongkeng, pada Senin (17/7/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Senyum bahagia terpancar dari wajah Muhammad Habib Saleh, warga Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang.

Dia mendadak menjadi miliarder setelah menerima uang ganti rugi (UGR) Tol Jogja-Bawen senilai sekitar Rp1,9 miliar, pada Senin (17/7/2023) di Balai Desa Blongkeng. 

Adapun tanahnya yang terdampak sebanyak tiga bidang, pertama seluas 1.296 meter persegi dengan nilai pembayaran sekitar Rp1,79 miliar.

Lalu, bidang kedua seluas 109 meter persegi dengan nilai pembayaran Rp135,6 juta, dan bidang ketiga seluas 3 meter persegi dengan nilai pembayaran Rp4,02 juta.

Baca juga: Persiba Bantul Tetapkan 3 Pemain Senior, Agustus Targetkan Skuat Lengkap

Pria yang dulunya berprofesi sebagai wartawan koran lokal ini mengaku, tak menyangka tanah yang dibelinya bakal terdampak dari pembangunan proyek strategis tersebut.

"Perasaannya surprise, satu sisi saya tidak pernah menyangka karena kan tanah ini dibeli untuk investasi di masa depan," ujarnya seusai menerima pembayaran UGR

Dia pun bercerita, sejarah tanah yang dibelinya berawal dari  tanah pertanian yang tidak produktif.

Diakibatkan, terimbas erupsi Gunung Merapi beberapa tahun silam.

Sehingga, tanah itupun pun dijual dengan harga miring oleh pemiliknya 

"Karena kan tanah ini, dulu dibeli pasca erupsi Gunung Merapi, orang-orang kan pada putus asa, di situ saya ditawari. Harganya cocok dengan saya, saya pun membelinya," tutur dia.

Saat memutuskan untuk membeli tanah itu, kata Habib, dirinya sempat mendapatkan cibiran segelintir orang.

Sebab, memilih tanah yang tidak subur dan berbatu. Ditambah, posisi tanah yang tidak strategis berada di pinggir Kali Blongkeng. 

"Saya sampai pada saat itu dicemooh (karena) membeli tanah itu. Namun kan, mikirnya untuk investasi masa depan. Karena, saat itu saya adalah pegawai swasta (sebagai) wartawan yang tidak punya uang pensiunan. Jadi, jika saya pikir ketika saya selesai jadi wartawan, saya bercita-cita akan bertani, jadi saya memutuskan beli tanah itu. Namun Tuhan punya kehendak lain, saat ini saya masih dikasih tanggung jawab menjabat sebagai Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang," terangnya.

Lanjut dia, tanah yang dibelinya dimulai dari ukuran yang kecil-kecil jadi tidak sekaligus. Dibelinya disesuaikan dengan kemampuan keuangannya saat itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved