Berita Bantul Hari Ini

Bantul Nihil Temuan Antraks pada Ternak

Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Bantul belum mencatat adanya sebaran kasus antraks pada sejumlah ternak di wilayahnya. 

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Bantul belum mencatat adanya sebaran kasus antraks pada sejumlah ternak di wilayahnya. 

"Belum pernah terjadi (kasus antraks) di Kabupaten Bantul. Yang pernah (terjadi kasus antraks) kan baru Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogya. Insyaallah bantul jangan sampai," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul , Joko Waluyo, saat dikonfirmasi, Rabu (5/7/2023).

Meski demikian, pihaknya tetap mengintensifkan pengawasan seluruh ternak di wilayahnya, terutama di daerah perbatasan Kabupaten Bantul dengan kabupaten/kota lainnya. Baik itu daerah perbatasan yang berada di Kapanewon Piyungan, Kapanewon Pleret, Kapanewon Dlingo dan Kapanewon Imogiri. 

"Kami juga melakukan pengawasan di pasar hewan Imogiri, karena pasar itu kan banyak ternak dari Pacitan, Jawa Timur dan kemudian melintasi Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul," tuturnya.

Baca juga: 16 Kasus Antraks Ditemukan di Kulon Progo Pada 2017 Silam, Dinkes Tingkatkan Upaya Pencegahan

"Dan kami juga melakukan pengawasan di rumah potong hewan dan jagal-jagal yang ada di Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul . Karena di Kapanewon Pleret banyak jagal sapi, sehingga kami khawatir kalau mendatangkan ternak dari daerah endemis," sambung Joko.

Pihaknya turut berupaya mengadakan penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat ternak di Kabupaten Bantul .

Tetapi pihaknya saat ini belum mengadakan program vaksinasi antraks

"(Karena) vaksinasi antraks itu dari pusat. Kami tidak bisa mengadakan dan vaksinasi bisa (dilakukan), kalau sudah ada kasus. Kalau belum ada kasus, kami tidak bisa vaksinasi," urai Joko.

Saat ini, pihaknya melalui rekan-rekan Puskeswan tengah mengadakan sosialisasi tentang antraks dan pencegahannya.

"Kalau masyarakat memiliki ternak dan kondisi ternaknya tidak sehat. Segera melapor ke petugas yg ada. (Baik itu kepada) puskeswan atau petugas yang di kantor," pesannya.

"Kalau ada ternak mati, jangan sampai dipotong dan dibelah (dikonsumsi) bareng-bareng. Itu ( ternak yang terkena antraks itu harus dimasukkan lubang dan dibakar," tandas Joko.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved