Berita Jogja Hari Ini

Pertahankan Batik Sebagai Warisan Budaya Dunia, JIBB 2023 Kembali Digelar

Gelaran Jogja International Batik Biennale (JIBB) di tahun 2023 ini akan berlangsung di Sarinah, Jakarta pada 23 Juni mendatang.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Jumpa Pers Gelaran Jogja International Batik Biennale (JIBB) di tahun 2023 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gelaran Jogja International Batik Biennale (JIBB) di tahun 2023 ini akan berlangsung di Sarinah, Jakarta pada 23 Juni mendatang.

JIBB merupakan event yang digelar setiap dua tahun sekali.

Salah satu fungsinya sebagai bentuk pertanggungjawaban Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang telah ditetapkan menjadi Kota Batik Dunia.

Baca juga: Kaisar Jepang Berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Saksikan Koleksi Hingga Tari Klasik

Penetapan ini dilakukan oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council) pada tanggal 18 Oktober 2014.

Tahun lalu JIBB mengangkat tema “Borderless Batik” dengan sub-tema “From Heritage to Millennials Life Style” dan akan mengundang 3 menteri dan 29 duta besar dari sejumlah negara. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti mengatakan, guna mempertahan status kota batik dunia, maka DIY terus berupaya untuk mempromosikan batik sebagai warisan budaya tak benda kepada masyarakat internasional. 

"Launching diselenggarakan di Sarinah karena kita mencoba keluar dari Jogja, supaya batik dikenal tidak hanya di Jogja tapi nasional juga internasional, karena yang diundang juga para duta besar," katanya di Kompleks Kepatihan, Rabu (21/6/2023). 

Sebagai kota batik dunia, menurut Syam, Pemda DIY dan Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) DIY telah berupaya menjaga kelestarian batik melalui berbagai kegiatan dan pelatihan. 

Penyelenggaraan JIBB kali ini yang menggandeng sejumlah duta besar diharapkan dapat turut mempromosikan batik sebagai warisan budaya dunia kepada masyarakat global. 

Ketua Panitia JIBB, Gatot Saptadi menyampaikan JIBB terdapat 7 indikator yang dinilai untuk menentukan status kota batik dunia di DIY.

Meliputi sejarah batik di DIY, proses penciptaan, orisinalitas, pelestarian, nilai ekonomi, ramah lingkungan, nilai global, dan keberlanjutannya. 

“Untuk mengawali JIBB 2023 kita melakukan launching di Jakarta untuk mengenalkan batik ke dunia. Nanti ada talkshow, display batik, tentang daur kehidupan,” ucap mantan Sekda DIY ini. 

Sementara, Sardi selaku Badan Jogja Kota Batik Dunia menilai sebagai kota batik dunia, setiap kabupaten/kota di DIY memiliki ciri khas batiknya tersendiri dalam batik yang diciptakan sesuai dengan pengembangannya. 

Kekhasan masing-masing wilayah tersebut menurutnya dapat menguatkan DIY sebagai kota batik dunia. 

“Batik ada di (DIY) memiliki kearifan lokal. Selain itu tradisi dan originalitas dalam membatik juga mengakar di masyarakat, mulai dari keraton, pembatik di setiap wilayah,” katanya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved