Kaisar Jepang Kunjungi Jogja

Mengenal Permaisuri Masako, Istri dari Kaisar Naruhito, Sang Diplomat yang Jago Lima Bahasa

Sosok pencuri hati Kaisar Naruhito ternyata sudah populer sejak dirinya masih kecil. Masako Owada merupakan anak sulung dari Hisashi dan Yumiko Owada.

|
Kompas.id
Kaisar Jepang Naruhito (kiri) dan Permaisuri Masako (kanan) sudah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (17/6/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM - Kaisar Naruhito dan bersama Permaisuri Masako mengunjungi Indonesia sejak hari Sabtu (17/6/2023) hingga Jumat (23/6/2023) mendatang.

Kedatangan Kaisar Naruhito dan bersama Permaisuri Masako menjadi kunjungan ke Indonesia yang pertama kali sejak dinobatkan sebagai kaisar Jepang ke-126 pada 2019.

Tentunya, ini menjadi kunjungan bersejarah yang tidak tiap tahun terjadi, meski hubungan Jepang dan Indonesia cukup baik.

Keduanya direncanakan akan berkunjung ke Yogyakarta, ke Keraton Yogyakarta, menikmati santap malam dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sebelum sang kaisar dan permaisuri sampai di Yogyakarta, mari kita berkenalan dulu dengan Permaisuri Masako.

Sosok pencuri hati Kaisar Naruhito ternyata sudah populer sejak dirinya masih kecil.

Dilansir Tribunjogja.com dari Majalah Intisari edisi Maret 1993 via Serambinews, Masako Owada merupakan anak sulung dari Hisashi dan Yumiko Owada.

Masako Owada memiliki adik kembar, Setsuko dan Reiko.

Baca juga: PROFIL Kaisar Jepang Naruhito yang Bakal Bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X Besok

Berbeda dengan Kaisar Naruhito, Masako Owada menghabiskan separuh hidupnya di luar negeri karena ayahnya yang bertugas di Moskwa (1965) sebelum memegang jabatannya yang sekarang sebagai wakil menteri luar negeri.

Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako di Istana Bogor bersama Presiden Jokowi dan Iriana, Senin (19/6/2023).
Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako di Istana Bogor bersama Presiden Jokowi dan Iriana, Senin (19/6/2023). (Instagram @jokowi)

Perempuan yang lahir 9 Desember 1963 ini pun harus berpindah-pindah tempat. Ia juga sempat pindah ke New York hingga dirinya masuk Sekolah Dasar (SD).

Sekembalinya ke Jepang, ia sempat masuk sebuah SD lain di distrik Shinjuku sebelum masuk SD Futaba Gakuen yang terkenal di daerah Yamanote.

Sering berpindah-pindah tempat, Masako juga menguasai enam bahasa yakni Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Spanyol dan bahasa negara sendiri, Jepang.

Ayahnya yang berlatarbelakang diplomat senior dan mantan Presiden Mahkamah Internasional, Masako pernah masuk beberapa lembaga pendidikan ternama.

Diantaranya Harvard College, Goethe Institute, Universite Grenoble Alpes, bahkan bekerja dengan Jeffrey Sachs untuk mendapat gelar B.A Magna Cum Laude di bidang ekonomi, tahun 1985.

Ia juga pernah mempelajari hukum di Universitas Tokyo pada tahun 1986, untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk Kementerian Luar Negeri Jepang.

Masako berhasil lolos setelah bersaing dengan 800 pelamar, di mana hanya 28 orang yang diterima.

Dia adalah satu dari tiga perempuan yang dipilih.

Baca juga: Candi Borobudur Ditutup Sementara Saat Kunjungan Kenegaraan Kaisar Jepang Naruhito

Untuk kehidupan cintanya, Masako pertama kali dengan jodohnya, yang kini bertahta sebagai Kaisar Naruhito pada November 1986 di acara minum teh untuk Infanta Elena, saat Masako masih menjadi mahasiswi Universitas Tokyo.

Infanta Elena adalah anak tertua Raja Juan Carlos dan Ratu Sofia dari Spanyol yang kala itu ada di Jepang.

Naruhito segera tertarik dengannya dan mengatur pertemuan mereka beberapa kali pada pekan-pekan selanjutnya.

Kedekatan keduanya pun menjadi sorotan media.

Semenjak saat itu, kehidupan Masako dikulik oleh media.

Tetapi Dewan Rumah Tangga Kekaisaran segera tidak tertarik, lantaran kontroversi yang dimiliki kakeknya.

Kakeknya diduga terlibat dalam pencemaran perusahaan Chisso, yang membuang metilmerkuri ke perairan Minamata, dan menyebabkan penyakit Minamata yang terkenal.

Terlepas dari sang kakek, Masko juga masih ingin mengejar karier politiknya. Namun sayang konstitusi Jepang tidak mengizinkan anggota keluarga kekaisaran terlibat dalam kegiatan politik.

Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito dan bersama Permaisuri Masako tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta Sabtu (17/6/2023), pukul 16.20 WIB.
Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito dan bersama Permaisuri Masako tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta Sabtu (17/6/2023), pukul 16.20 WIB. (Instagram @jokowi)

Meskipun terdapat penentangan dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran terhadap Masako, ia pun tetap melanjutkan kuliah di Balliol College, Universitas Oxford, Naruhito masih menyukainya.

Namanya hilang dan publik pun menganggap hubungan itu telah berakhir.

Naruhito kabarnya berjuang mengejar Masako, meskipun lamaran pernikahannya dua kali ditolak karena Masako tidak ingin mempertaruhkan karier diplomatiknya.


Perjuangan cinta tak membuat Naruhito putus asa, ia pun tetap mencoba meluluhkan hati Masako Owada.

Sebelum menikah, Masako aktif berkarir sebagai diplomat.

Naruhito kabarnya berjuang mengejar Masako, meskipun lamaran pernikahannya dua kali ditolak karena Masako tidak ingin mempertaruhkan karier diplomatiknya.


Perjuangan cinta tak membuat Naruhito putus asa, ia pun tetap mencoba meluluhkan hati Masako Owada.

Melihat kegigihan Naruhito, Masako akhirnya menerima lamaran pada Desember 1992, dan mereka menikah pada tahun 1993.

Pihak istana secara resmi mengumumkan pertunangan mereka pada tanggal 19 Januari 1993 di Istana Kekaisaran.

Pada tanggal 9 Juni 1993, Naruhito dan Owada Masako menikah di Gedung Kekaisaran Shinto di Tokyo yang dihadiri sekitar 800 tamu undangan, termasuk kepala negara dan keluarga istana Eropa, dan penonton media diperkirakan mencapai 500 juta orang di seluruh dunia.

Masako pun resmi jadi calon permaisuri Kerajaan Jepang.

Baca juga: Jelang Kedatangan Kaisar Jepang, Satpol PP Tertibkan Spanduk Liar di Sekitar Keraton

Sekitar tahun 1999, Masako menghadapi tekanan untuk menghasilkan pewaris tahta, yakni anak laki-laki. Dirinya lalu mengalami keguguran.

Pasangan kerajaan itu lantas menyalahkan media yang terus memberitakan seputar kehamilannya.

Sebuah perusahaan media bahkan menyewa helikopter untuk mengikuti mobil Masako ketika dia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan.


Masako mulai menarik diri dari kehidupan publik tak lama setelah keguguran.

Beberapa bulan kemudian dia mengumumkan bahwa dia menderita depresi.

Pada Desember 2001, Masako melahirkan seorang anak perempuan, Putri Aiko yang kemudian dianugerahi gelar Putri Toshi.

Cobaan Kaisar Naruhito dan Pemaisuri Masako tak berhenti di situ, memiliki keturunan seorang putri menjadi kontroversi terkait masalah pewarisan takhta.

Meski sebenarnya Jepang pernah memiliki delapan maharani (kaisar perempuan) dalam sejarah, hukum pewarisan takhta Jepang diubah setelah Restorasi Meiji, mengadopsi sistem pewarisan takhta Prusia yang melarang perempuan untuk naik takhta.

Masako tidak tampil di hadapan publik sejak tahun 2002 karena mengalami depresi akibat tekanan menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai anggota kekaisaran dan tuntutan melahirkan anak laki-laki sebagai pewaris takhta Kekaisaran Jepang.


Pada tanggal 11 Juli 2008, Naruhito meminta pemahaman publik mengenai istrinya, Masako, yang menderita depresi dan didiagnosa mengalami gangguan penyesuaian dengan pihak keluarga kekaisaran.

Adapun kabar bahwa Masako memiliki gangguan kejiwaan.

"Saya ingin (masyarakat) memahami bahwa Masako terus melakukan upaya maksimal dengan bantuan orang di sekitarnya untuk menghasilkan ahli waris laki-laki,” ujar Kaisar Naruhito.

Seiring berjalannya waktu tekanan tersebut bisa terkendali saat adik laki-laki Naruhito yakni Fumihito dan istrinya mengumumkan mengandung seorang putra.


( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved