Berita Pendidikan Hari Ini
Tes UTBK Tak Ada Klaster Soshum dan Saintek, Peserta Anggap Saingan Bertambah
Para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) mengaku adanya perubahan di UTBK tahun ini membuat
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) mengaku adanya perubahan di UTBK tahun ini membuat mereka merasa mendapatkan lebih banyak saingan.
Mulai tahun ini, sistem UTBK telah mengalami beberapa perubahan, salah satunya adalah tidak adanya klasifikasi klaster soshum dan saintek.
Menurut beberapa peserta UTBK, mereka merasa tertantang dengan adanya kebijakan baru ini, salah satunya adalah Nurul dan Putri.
Baca juga: Polisi Sebut Informasi Ida Dayak Buka Pengobatan di Alun-alun Kidul Yogyakarta adalah Hoax
Nurul dan Putri mengikuti UTBK SNBT di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan mendapatkan jadwal pada sesi siang, Minggu (14/5/2023).
Meski ada rasa menantang, tapi mereka juga berpikir, UTBK tahun ini menciptakan lebih banyak saingan di jurusan favorit lantaran tidak ada lagi klaster-klaster sosial humaniora serta sains dan teknologi.
“Pastinya saingannya bertambah, ya. Karena nggak ada soshum dan saintek, jadi bebas pilih jurusan,” ucap Putri.
Mereka merasa persaingan SNBT saat ini jauh lebih ketat dari sebelumnya, khususnya di klaster soshum.
“Iya, kami juga sebenarnya jurusan IPA, tapi daftar di FEB. Tahun sebelumnya kan, banyak yang lintas jurusan juga. Di situ sudah banyak anak IPA yang ambil klaster soshum, tapi jarang anak IPS ambil klaster saintek,” kata Nurul menambahkan.
Ia menambahkan, kondisi ini sebenarnya cukup beresiko karena distribusi jurusan yang tidak merata.
Mungkin, jurusan IPA bisa dengan mudah mengambil jurusan manapun di klaster soshum, namun hal sebaliknya terjadi pada siswa jurusan IPS.
Hal ini menyebabkan persaingan di klaster soshum jauh lebih berat ketimbang klaster saintek.
Berbeda dengan Nurul dan Putri, Andre cukup optimis dengan pilihannya mengambil jurusan kedokteran hewan meskipun dia berasal dari jurusan IPS.
“Suka sih aku sama sistem yang baru. Kebetulan aku juga minat di kedokteran tapi terlanjur masuk IPS. Membantu banget,” tutur Andre.
Ia senang karena bisa mendaftar di program studi yang diinginkan oleh orang tuanya.
Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah |
![]() |
---|
PMB PTKIN 2025 Mulai Dibuka, Diikuti 59 Kampus termasuk UIN Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Guru Besar UGM Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis |
![]() |
---|
Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Antusias |
![]() |
---|
Disdik Sleman Gelar Festival Komunitas Belajar 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.