Kuliner

Mengenal Mie Ayam Bu Parti Rejoso Klaten, Eksis Sejak 37 Tahun Lalu

Mie ayam ini juga disebut-sebut sebagai pioner mie ayam di Kabupaten Bersinar.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Almurfi Syofyan
Penampakan Mie Ayam Bu Parti Klaten yang eksis sejak 37 tahun silam. Foto diambil Kamis (11/5/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Berbicara mengenai kuliner di Kabupaten Klaten , Jawa Tengah, tak lengkap rasanya bila tak mengulas Mie ayam Bu Parti.

Mie ayam tersebut, sudah eksis sejak tahun 1986 atau 37 tahun silam.

Mie ayam ini juga disebut-sebut sebagai pioner mie ayam di Kabupaten Bersinar.

Pasalnya, di tahun itu belum banyak ditemukan penjual mie ayam di daerah Klaten .

Sekilas, tak ada yang beda dari olahan mie ayam Bu Parti itu.

Mie ayam tersebut dilengkapi dengan bumbu ala mie ayam pada umumnya.

Hanya saja, yang sedikit membedakan, mie ayam itu menggunakan mie yang dibuat sendiri oleh suami Bu Parti yakni Muryoto.

"Bapak nggak mau kalau mie di beli, sebab bapak bisa bikin sendiri. Mie bikinan bapak tanpa pengawet dan dijamin kesehatannya," ujar Bu Parti saat Tribunjogja.com temui di warungnya Kamis (11/5/2023).

Warung mie ayam Bu Parti terbilang sederhana, karena berjualan di rumahnya yang berada di tengah kampung di Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan.

Baca juga: Harga Tiket Masuk ke Wisata Bukit Sidoguro Klaten Diturunkan

Gerobak mie ayam berada di teras rumah.

Lalu di ruang tengah dan depan rumah disusun kursi bila pembeli ingin menikmati mie ayam itu di lokasi.

Bu Parti bercerita, awal mula usaha mie ayam itu bermula dari sang suami yang berjualan sejak masih muda.

"Bapak bekerja di Jakarta tahun 1983, kerja di warung mie ayam. Lalu pulang kampung  ke Klaten tahun 1986 dan buka usaha ini sampai sekarang," ucapnya.

Suami Bu Parti, Muryoto, menambahkan, saat bekerja di warung mie ayam di Jakarta, ia juga belajar cara membuat mie dengan pengusaha keturunan Tionghoa.

Setelah mahir membuat mie, ia memutuskan untuk pulang ke Klaten.

"Saya merantau tahun 1983 itu selepas tamat SMP. Tiga tahun di Jakarta, lalu pulang kampung ke Klaten. Banyak pelajaran semasa di Jakarta termasuk cara bikin mie," akunya.

Menurutnya, dirinya saat tiba di Klaten, membuka warung mie ayam di daerah Gondangan, Jogonalan.

Saat itu, ia orang pertama yang berjualan mia ayam di kawasan itu.

"Harganya masih Rp 100 per mangkok. Laris waktu itu, sehari bisa dibeli 100 sampai 150 mangkok," ungkapnya.

Empat kali ia pernah gonta-ganti tempat jualan sebelum akhirnya menetap di Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan.

"Ini lokasi keempat, sekarang harga mie Rp 8 ribu per mangkok. Bukanya setiap sore mulai pukul 16.00 sampai 19.00," tukasnya. ( Tribunjogja.com )
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved