Berita Wonosobo
Pemkab Wonosobo Terus Seriusi Penanganan Kasus Stunting
Pemerintah Kabupaten Wonosobo bersama pihak swasta dan masyarakat menggelar lagi acara rembug stunting di Pendopo Selatan.
TRIBUNJOGJA.COM, WONOSOBO - Dalam upaya memastikan penguatan pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten Wonosobo bersama pihak swasta dan masyarakat menggelar lagi acara rembug stunting di Pendopo Selatan.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengajak, tim percepatan penurunan stunting bekerja lebih keras guna mencapai target yang ada.
“ Sebagai upaya percepatan penurunan stunting, kita harus meningkatkan kerjasama, yang di dalamnya ada koordinasi, kolaborasi, koneksitas dan saling perkuat komitmen. Berdasarkan data SSGI tahun 2022, angka stunting telah turun menjadi 22,7 persen. Di mana pada 2021, angka stunting di Wonosobo adalah tertinggi se-Jawa Tengah dengan prevalensi 28,1 % ,” kata Bupati Afif.
Bupati Afif berharap, semua program yang telah dirancang mampu direalisasikan dengan baik. Sehingga, jalannya program dan kerjasama dapat berkontribusi untuk mencapai target 14 % pada 2024, bahkan untuk mewujudkan Wonosobo menuju zero new stunting.
“Ada tiga prinsip kunci keberhasilan, agar Kabupaten Wonosobo mencapai zero new stunting. Yaitu, data fokus pada dampak dan kolaborasi. Dengan demikian, untuk mencapai target tersebut diharapkan semua stakeholder yang terlibat lebih intensif dan bekerja lebih keras, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai demi terwujudnya generasi emas sesuai arahan presiden,” jelas Afif.
Selain itu, Bupati Afif Nurhidayat juga mengajak semua pihak untuk segera mewujudkan Kabupaten Wonosobo sebagai kabupaten Open Defecation Free atau ODF pada 2023 ini.
Sementra Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonosobo, Jaelan menjelaskan, kegiatan rembuk stunting adalah salah satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan, intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang terintegrasi antara Perangkat Daerah penanggung jawab layanan.
“Penurunan angka stunting di Wonosobo memang konsisten. Saya mengharapkan komitmen, dukungan dan kerjasama seluruh lintas sektor serta komitmen dalam mendukung program aksi percepatan penurunan stunting. Sebagaimana tema yang diangkat ‘abupaten Wonosobo Menuju Zero New Stunting’ merupakan salah satu upaya evaluasi dalam menemukan strategi penurunan stunting,” ungkapnya.
Lebih lanjut Jaelan menyebutkan, satu tujuan kegiatan rembuk stunting adalah pemetaan program/kegiatan, cakupan dan prevalensi sebaran stunting. Hal ini diperlukan dalam analisis dan menentuan lokasi prioritas penanganan stunting di masing-masing desa.
"Target penurunan stunting menjadi catatan penting kita dan sebagai dasar dalam rembuk ini, dengan harapan dapat menghasilkan strategi operasional yang bisa dilaksanakan bersama-sama. Selain itu, rembuk stunting juga dijadikan momentum meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam penanggulangan stunting yang menjangkau seluruh sasaran, baik balita, keluarga dan masyarakat. Sehingga,penurunan stunting di Wonosobo dapat cepat tercapai,” tandasnya. (ayu/ord)
Ratusan Massa Aksi Bentrok dengan Aparat Polisi di Wonosobo |
![]() |
---|
Pengurus Baru IDI Wonosobo Harus Tekankan Pentingnya Kode Etik Profesi |
![]() |
---|
Pemkab Wonosobo Raih 3 Penghargaan Proklim dari Kementrian LHK RI |
![]() |
---|
Bupati Wonosobo Pastikan Perbaikan Infrastruktur Jalan Jadi Prioritas Akses Pertanian dan Wisata |
![]() |
---|
Java Balloon Attraction Wonosobo Makin Kuat Posisinya di Pariwisata Nasional |
![]() |
---|