Hari Pendidikan Nasional

Biografi Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Asal Yogyakarta

Raden Mas Soewardi Soeryaningrat tersebut merupakan putra pasangan GPH Soerjaningrat dan Raden Ayu Sandia.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
ist
Ki Hajar Dewantara 

Salah satunya kritikan yang menyebutkan pendidikan di Indonesia saat itu hanya boleh dinikmati oleh para keturunan Belanda dan orang kaya.

Kritikan itu dibuatnya melalui tulisan karyanya.

Kemudian, pada 1913, Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda karena tulisannya yang dianggap menghina pemerintah.

Melalui Ki Hajar Dewantara, kata “Indonesia” dipakai di kancah internasional untuk pertama kalinya saat ia mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische Persbureau di Den Haag.

Di sisi lain, ia juga bergabung dengan Indische Vereeniging (IV) ketika di Belanda.

Indische Vereeniging (IV) merupakan organisasi pelajar Indonesia di Belanda.

Pada 6 September 1919, Ki Hajar Dewantara dipulangkan ke tanah air.

Lalu, dia mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa di Yogyakarta.

Ki Hajar Dewantara juga telah mengajarkan filososi yang terkenal di dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.

Setelah Indonesia merdeka, dia diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di kabinet pertama di bawah pemerintahan Ir. Soekarno.

Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957.

Namun, dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, beliau wafat di Yogyakarta. (*)

 

Sumber: Kontan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved