Idul Fitri 144 Hijriah

Jadwal Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 1444 Hijriah, Digelar Kamis 20 April 2023

Kemenag akan melaksanakan pemantauan hilal di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
freepik
Kapan Idul Fitri 1444 Hijriah 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Kementrian Agama akan melaksanakan sidang isbat penentuan Idul Fitri atau Lebaran 1444 Hijriah pada Kamis (20/4/2023) mendatang.

Sidang isbat rencananya akan dilaksanakan dengan melibatkan ormas Islam, duta besar negara sahabat hingga ahli.

Dalam menentukan Idul Fitri ini, menurut Kemenag, Pemerintah Indonesia berpedoman pada fatwa MUI No 2 tahun 2004, yaitu menggunakan metode hisab dan rukyatul hilal.

Kemenang menggunakan perhitungan hisab digunakan sebagai informasi awal.

Kemudian hasil dari hisab tersebut akan ditindaklanjuti dengan rukyat.

Nantinya, Kemenag akan melaksanakan pemantauan hilal di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.

Hasil pemantauan hilal tersebut akan dipaparkan dalam sidang Isbat.

Kemudian hasil hisab dan rukyat selanjutnya dibahas bersama untuk menentukan Idul Fitri 1444 Hijriah.

Kemenag sebelumnya menyebut penetapan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H di Indonesia kemungkinan terjadi perbedaan.

Diketahui, perbedaan tersebut terjadi karena tafsiran Pemerintah dan Nahdlatul Ulama serta Muhammadiyah menggunakan cara berbeda.

Idul Fitri 2023 Nahdlatul Ulama (NU)

Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan 1 Syawal dilakukan berdasaran kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal MABIMS.

 Melansir NU Online, ketinggian hilal pada tanggal 29 Ramadan 1444 H meskipun sudah di atas ufuk saat matahari terbenam, tetapi masih di bawah kriteria minimum imkanur rukyah (visibilitas) atau kemungkinan hilal dapat terlihat yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Baca juga: INFO Jadwal Imsakiyah Jogja, Magelang dan Klaten, Selasa 18 April 2023 - 27 Ramadan 1444 H

Oleh karena itu, sama seperti pemerintah, menurut NU juga ada kemungkinan perbedaan lebaran 2023.

Ketua Lembaga Falakiyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa menyampaikan bahwa perbedaan penetapan awal bulan, baik Ramadan ataupun Idulfitri, harusnya disikapi dengan saling memahami satu sama lain.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved