Pemkab Magelang Nilai Stunting Jadi Faktor Penghambat Pembangunan SDM
Angka prevalensi stunting di Kabupaten Magelang diharapkan bisa menurun hingga 14 persen pada tahun 2014 sesuai target pemerintah.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Masalah stunting masih menjadi persoalan serius di Wilayah Kabupaten Magelang.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting di Kabupaten Magelang mencapai sebesar 28,20 persen.
Sedangkan berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang dilakukan setiap bulan oleh petugas gizi Puskesmas perdrntase stunting sebesar 13,10 perse
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang yang diwakili oleh Wakil Ketua II TP PKK Kabupaten Magelang, Siti Juwariyah, mengatakan stunting menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Serta, mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Dengan begitu, penanganan permasalahan stunting harus dilakukan secara paripurna, komperhensif, terpadu dan bersifat multisektor dengan mengintensifkan pendampingan terhadap keluarga yang beresiko melahirkan bayi beresiko stunting,"tuturnya, Minggu (2/4/2023).
Menyoroti hal tersebut, ia melanjutkan, peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) sangat dibutuhkan hadir di tengah masyarakat.
Sebab, pendampingan keluarga merupakan salah satu strategi percepatan penurunan stunting.Yang fokus dilakukan mulai pada periode remaja serta calon pengantin, pada masa kehamilan dan pada masa pasca persalinan hingga sampai anak berusia 5 tahun.
"Dengan sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting,"terangnya.
Ia mengataan, peran TPK sebagai upaya yang diberikan agar segenap intervensi spesifik dapat sampai kepada penerima manfaat secara langsung.
Dengan begitu, harapannya angka prevalensi stunting di Kabupaten Magelang bisa menurun hingga 14 persen pada tahun 2014 sesuai target pemerintah.
"Untuk mencapai itu semua tentunya diperlukan juga kolaborasi dari masing-masing unsur dalam hal ini bidan, kader penggerak dan pemberdayaan keluarga, serta kader KB diharapkan dapat menjadi katalisator percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Magelang pada khususnya," ujarnya.
Sementara Kepala Dinsos PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Bela Pinarsi mengatakan, untuk mencapai itu semua maka pihaknya memberikan para kader TPK pelatihan dan pembekalan pencegahan stunting yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (29/3/2023) kemarin.
Agar, mereka mampu melaksanakan tugas pendampingan terhadap keluarga yang berisiko stunting maupun yang sudah stunting.
Kasus Kades Salamkanci Magelang Terjerat Proyek Pembangunan Saluran Air |
![]() |
---|
Lomba Sanitasi dan Sosialisasi Layanan Lumpur Tinja Terjadwal Kota Magelang |
![]() |
---|
Mahasiswa di Kota Magelang Ditahan Polisi karena Miliki 5,84 gram Sabu-sabu |
![]() |
---|
Rekayasa Lalu Lintas Magelang Ethno Carnival 2025 Sabtu 20 September |
![]() |
---|
Kades Salamkanci Magelang Dwi Joko Tersangka Korupsi Rp488 Juta Proyek Saluran Air |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.