Citizen Journalism

Pemerintah Ngestiharjo Sumbang 40 Sak Semen untuk Renovasi Masjid Ibrahim Kadipiro

BERBAGAI bentuk bantuan telah disalurkan Pemerintah Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Bantul, sebagai wujud hadirnya negara.

Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA
Lurah Kalurahan Ngestiharjo, Fathoni Aribowo bercengkrama dengan warga masyarakat seusai meninjau renovasi Masjid Ibrahim Kadipiro. 

Muhammad Bintang Akbar
Relawan Sosial Kadipiro

BERBAGAI bentuk bantuan telah disalurkan Pemerintah Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Bantul, sebagai wujud hadirnya negara untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui berbagai program tersebut diharapkan, masyarakat menerima manfaat positif. Sehingga, dapat menunjang kehidupannya. Di antaranya bantuan yang diberikan Pemerintah Kalurahan Ngestiharjo adalah bantuan renovasi rumah ibadah dalam bentuk semen.

Program ini menjadi sebuah program yang rutin dilakukan apabila ada kegiatan renovasi rumah ibadah di wilayah Ngestiharjo. Harapannya, agar masyarakat dalam pelaksanaan peribadahan menjadi lebih religius, karena didukung fasilitas yang representatif.

sitisennn
Muhammad Bintang Akbar, Relawan Sosial Kadipiro.

Rumah ibadah pertama pada 2023 yang menerima paket bantuan semen, adalah Masjid Ibrahim Kadipiro, Ngestiharjo. Sebanyak 40 sak semen ukuran 40 Kg diberikan Pemerintah Kalurahan Ngestiharjo pada Kamis (9/3/2023). Proses renovasi masjid yang telah dilakukan sejak 2 Januari 2023 ditargetkan selesai pada awal Ramadan 2023.

Lurah Kalurahan Ngestiharjo, Fathoni Aribowo memberikan persetujuan untuk pemberian paket bantuan semen untuk Masjid Ibrahim Kadipiro setelah Sekretaris Takmir Drs Budi Angkoso mengajukan proposal atas rekomendasi Muhammad Bintang Akbar, Relawan Sosial Kadipiro.

Fathoni berharap, dengan adanya bantuan tersebut proses renovasi menjadi optimal sehingga masjid sebagai rumah ibadah dan fasilitas umum dapat memberikan kebermanfaatan di tengah masyarakat.

Renovasi Masjid Ibrahim Kadipiro meliputi pembuatan talang cor untuk menampung air hujan, agar tidak mengenai rumah warga sekitar. Proyek renovasi senilai Rp130 juta tersebut merupakan tahap awal renovasi total dengan konsultan pembangunan dari CV Desain Rumah Kita, Pakuncen, Yogyakarta dan pembiayaannya bersumber infak dan donasi.

Setelah proyek ini selesai, rencana selanjutnya adalah proyek renovasi pembongkaran keramik lantai dua yang sudah menggelembung. Tujuan renovasi tersebut adalah merawat bangunan masjid yang telah berumur hampir 30 tahun pasca-renovasi pertama pada 1994.

Pihak pengurus takmir berharap, dengan renovasi ini penyediaan layanan bagi jemaah dan masyarakat umum menjadi lebih baik. Masjid Ibrahim Kadipiro merupakan salah satu dari tiga masjid tertua di Ngestiharjo. Mulai dibangun antara tahun 1967-1969 di atas tanah milik Achmad Usman (Mbah Amat) dengan nama awal Langgar Kadipiro.

Sebelumnya, tempat ibadah Islam pertama di Kadipiro ini berada di rumah Mbah Amat dan didirikan antara 1956-1958. Pada 1991, Langgar Kadipiro diwakafkan atas nama Siti Nuryati (putri kedua Mbah Amat) sebagai wakif dan Paiman dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kasihan sebagai nadzir.

Nama pun diganti menjadi Masjid Ibrahim Kadipiro. Renovasi pertama dimulai 1994 dengan membuat masjid ini menjadi 2 lantai. Wakif Masjid Ibrahim juga mewakafkan tanah untuk pembangunan Masjid Labbaik di Sonopakis Kidul, Ngestiharjo dan kakak laki-laki wakif juga mewakafkan tanah untuk pembangunan Masjid Nurul Huda di Singosaren, Wirobrajan, Yogyakarta. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved