Berita Olahraga Hari Ini

Atlet Para-Bulutangkis Qonitah Ikhtiar Syakuroh Buka Peluang Tampil di Paralimpiade Paris 2024

Atlet para-bulutangkis asal Kulon Progo , Qonitah Ikhtiar Syakuroh kembali menorehkan prestasi yang membanggakan.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Qonitah Ikhtiar Syakuroh saat memenangi medali emas di Spanyol Open 2023. 

Hal ini guna membuat seluruh atlet fokus untuk mencapai peak performance.

"Sejak September itu saya di pelatnas baru latihan dengan intensitas biasa, kemudian masuk bulan Desember sudah mulai meningkat untuk persiapan tanding di Spanyol. Ini cukup efektif dilakukan," kata pebulutangkis yang meraih medali emas di ASEAN Paragames 2022 lalu itu.

Baca juga: NPC DIY Siapkan Kejurda 2023 untuk Pantau Perkembangan Paralimpian di Pelatda

Berkorban Waktu

Untuk meraih hasil maksimal di sebuah kejuaraan ternyata tidak mudah bagi Qonitah.

Di usianya yang baru saja menginjak 21 tahun itu, ia harus rela mengorbankan waktunya setiap hari untuk latihan.

Sebagai atlet paralimpik yang menjadi bagian di pelatnas, Qonitah harus berlatih hampir setiap hari dalam sepekannya.

Tidak ada waktu libur khusus, kecuali memang ada keperluan yang amat mendesak.

Sebagai informasi, pelatnas atlet para-badminton Indonesia berlokasi di Solo dan Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Liburnya itu cuma hari Minggu saja. Bahkan lebaran atau tanggal merah itu tidak ada libur, jadi yang masuk pelatnas itu memang jarang pulang kalau tidak ada keperluan mendesak," katanya.

"Jadi kalau di pelatnas saya setiap hari pasti video call orang tua di rumah, itu wajib," sambung perempuan asli Kulon Progo itu sambil diiringi derai tawa.

Lantas bagaimana Qonitah mengantisipasi kebosanan di pelatnas? Ia menjawab untuk mengatasi kejenuhan selama menjalani pelatnas, biasanya ia pergi keluar untuk melihat keadaan sekitar dengan bersepeda.

Hobi bersepeda itu membuat Qonitah lebih rileks dan enjoy ketika kembali menjalani latihan.

"Lihat keadaan di luar itu buat saya sudah jadi cara untuk jaga mood. Kalau teman-teman yang lain beda lagi, karena hobinya beda juga, ada mancing atau melakukan hobi lain di luar badminton," jelasnya.

Padatnya waktu latihan dan minimnya waktu bercengkrama dengan keluarga menurut Qonitah adalah sebuah kendala.

Namun ia tetap percaya jika itu adalah suatu cara untuk menjaga konsistensi dan meningkatkan kemampuannya untuk tampil di ajang yang lebih besar.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved