Berita Sleman Hari Ini

Tak Lagi Pakai Form, Kini Himpun Data Petani Cukup dengan Smartphone

Badan Pangan dan Pertanian, Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO) bekerjasama Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Praktik penggunaan Data Collection Platform (DCP) untuk menghimpun data Petani di Cibuk Kidul Margoluwih Seyegan Sleman. 

Melalui peluncuran strategi nasional e-agriculture ini, Indonesia melakukan tranformasi ke agriculture digital yang menjadi model ditingkat global.

Menurut dia, FAO bekerjasama semua pihak mendorong praktek baik dari Indonesia ini ke tingkat global. 

Pihaknya mengaku sangat senang. Sebab DCP ini adalah suatu perjalanan yang sangat menarik dan bermanfaat.

Ia berharap dengan adanya peraturan Menteri Pertanian yang regulasinya sedang disusun dapat melanjutkan keberlangsungan projek digitalisasi pertanian yang sudah dimulai di Bali, Yogyakarta dan Jawa Barat ini. 

"Semoga nanti dengan Keputusan Menteri yang baru ini kita akan mendapatkan dana yang berkelanjutan untuk mereplikasi program ini ke tempat lain di Indonesia. (Program) ini juga dapat menarik minat orang-orang muda karena dengan e-agriculture, orang-orang muda bisa melihat di mana pertanian bisa memberikan manfaat dan profit dan juga menarik bagi mereka," kata Rajendra. 

"(e-agriculture) membantu mengoptimalkan mereka bekerja di lapangan, dan juga bisa mendapatkan akses baik ke pasar. Dengan demikian mendapatkan harga lebih baik. Jadi kita memberikan ketahanan pangan dan juga mempertahankan profesi ini agar berkelanjutan dan mendapatkan tambahan pemasukan bagi para petani," imbuh dia.  

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi, Kementerian Pertanian, Roby Darmawan mengatakan projek strategi nasional e-agriculture yang salah satunya diimplementasikan melalui penggunaan aplikasi DCP ini sangat penting dan berguna bagi Kementerian Pertanian.

Menurut dia, Menteri Pertanian Indonesia saat ini terus mendukung modernisasi pertanian terutama digitalisasi pertanian.

Karenanya, Ia berterimakasih kepada FAO maupun pihak terkait yang telah mewujudkan dokumen startegi nasional e-agriculture. 

"Ini menjadi awal untuk mewujudkan e-agriculture di Indonesia. Tentu semua pihak diharapkan dukungannya, sehingga ini bisa terimplementasi secara bertahap. Tentu ini semua agar Indonesia lebih baik demi kesejahteraan masyarakat Indonesia, dan juga bagi para petani," kata Roby.

Sesuai dengan Sistem Informasi Berbasis Elektronik (SPBE) dokumen startegi nasional e-agriculture ini nantinya akan dimasukkan dalam regulasi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang saat ini masih berproses.

Regulasi tersebut untuk memastikan bahwa projek ini bisa terus berjalan dan berkelanjutan. (Rif)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved