PHRI DIY Sebut Sekitar 10 Hotel dan Restoran Masih Berjuang untuk Pulih dari Dampak Pandemi

Saat ini tidak lebih dari 10 hotel dan restoran yang masih berjuang untuk pulih dari dampak pandemi Covid-19. 

Istimewa
ilustrasi Hotel 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebut industri pariwisata di DIY sudah mulai pulih pascapandemi COVID-19.

Hal itu dibuktikan dengan kembali beroperasinya kembali hotel dan restoran yang sempat tutup akibat pandemi. 

Deddy menyebut 120 hotel dan restoran bintang dan nonbintang yang menyatakan tutup permanen secara lisan.

Namun saat ini tidak lebih dari 10 hotel dan restoran yang masih berjuang untuk pulih dari dampak pandemi Covid-19. 

"Yang hotel, itu hotel nonbintang saja, ada sekitar 6. Ada di beberapa kabupaten dan sedikit di kota. Sekarang sudah ada napas kehidupan, tidak seperti dulu (saat pandemi COVID-19)," katanya, Minggu (26/02/2023). 

"Ada yang ganti pemilik, pengetatan SDM dan operasional, ada yang kena bank juga, kemudian ada perubahan market, yang sebelumnya asing jadi wisnus (wisatawan nusantara). Jujur saja di Prawirotaman itu dulu asing sekarang membidik wisnus,"sambungnya. 

Ia menyebut jumlah kamar dari 6 hotel yang tutup ada sekitar 150 kamar saja.

Sedangkan saat ini, jumlah hotel di DIY mencapai 300-an dan tersedia lebih dari 5000 kamar, baik bintang maupun nonbintang. 

"Belum lagi sekarang ada hotel-hotel baru, yang di Kulon Progo, Gunungkidul. Mungkin dengan penambahan hotel-hotel baru itu bisa hampir 7000 kamar,"terangnya. 

Munculnya hotel-hotel baru di Kulon Progo dan Gunungkidul justru dianggap baik.

Sebab wisatawan yang berkunjung ke DIY memiliki banyak pilihan untuk menginap, dan tidak beepusat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman saja. 

Menurut dia, pemerataan hotel di DIY juga diperlukan. Salah satunya juga untuk menggaet investor. 

"Kami PHRI berharap pemerataan hotel di semua destinasi, jangan semua hotel berpusat di Kota Yogyakarta dan Sleman. Kami itu prinsipnya guyup rukun, saling mengisi. Kalau hotel satu penuh ya diarahkan ke hotel lain. Termasuk investor juga kami arahkan ke sana (Kulon Progo dan Gunungkidul),"ujarnya.

Ia menambahkan okupansi hotel juga membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sambungnya.

Meski low season, okupansi hotel di DIY bisa mencapai 85 persen.

Hal itu karena banyak kegiatan nasional dan internasional yang digelar di DIY. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved