Dampak Tanah Longsor , Akses Jalan Magelang-Boyolali Hanya Dibuka Satu Jalur

Tanah longsor membuat  pembatas jalan ikut rusak dan terputus, Bahkan aspal pada bahu jalan dari arah Boyolali menuju Magelang hampir tergerus.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Petugas saat memasang garis polisi di lokasi kejadian longsor di ruas jalan Magelang-Boyolali, Senin (20/02/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Tanah Longsor yang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah  Dusun Sanden, Desa Wonolelo, Kecamatan  Sawangan,Kabupaten Magelang, membuat akses jalan penghubung Magelang-Boyolali terpaksa dibuka satu jalur.

Berdasarkan pantauan Tribunjogja.com di lokasi, pihak kepolisian langsung memasang garis polisi di area tersebut.

Tanah longsor membuat  pembatas jalan ikut rusak dan terputus.

Bahkan, aspal pada bahu jalan dari arah Boyolali menuju Magelang hampir tergerus.

Sehingga, kendaraan hanya bisa melintas pada satu jalur yakni dari Magelang menuju Boyolali.

Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Edi Waksono, mengatakan dimensi longsor sepanjang 25 meter dengan ketinggian 50 meter.

"Kejadian itu, terjadi pada Jumat (17/02/2023) lalu, karena hujan deras dengan durasi yang lama. Sehingga, bahu jalan Magelang-Boyolali longsor dan material longsor juga menyeret pembatas jalan serta menimpa lahan beberapa lahan pertanian warga,"ujarnya pada Senin (20/02/2023).

Sementara itu, Kepala Desa Wonolelo, Marpomo, mengatakan kejadian tanah longsor tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka.

"Tidak ada korban atas kejadian ini. Tetapi, ada dua warga yang lahan pertaniannya tertutup material longsor. Tidak begitu luas sekitar 50 meter, itu tanaman sayur dan rumput untuk pakan ternak,"terangnya. 

Meskipun satu sisi jalan masih bisa dilewati kendaraan, Ia melanjutkan, lokasi longsor tetap rawan apalagi waktu malam hari

"Kalau malam itu gelap, itu perlu penerangan di sana tidak ada sama sekali.Kami dari pemerintah desa belum mampu, karena itu jalan provinsi. Sudah kami ajukan mungkin 2 tahun lalu tapi belum ada tindakan. Kami harapkan dari pemerintah provinsi bisa mengupayakan penerangan, apalagi ini termasuk jalur wisata dan ramai,"urainya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved