KKB Papua

KKB Papua Tenteng Senjata Buatan Pindad Saat Sandera Pilot Susi Air, Dari Mana Didapatkan?

Senjata-senjata yang dimiliki oleh KKB Papua tersebut itu merupakan  jenis SS1-V1 dan SS2-V1 buatan PT Pindad (Persero).

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
istimewa/tribun papua
Senjata KKB Papua penyandera pilot Susi Air diduga buatan Pindad. Benarkah? 

TRIBUNJOGJA.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah merilis kondisi terakhir Pilot Pesawat Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera sejak 7 Februari 2023 lalu.

Dalam sejumlah foto yang beredar, pilot Susi Air Philip Mark Merthens dalam kondisi selamat.

Dia terlihat dalam kondisi baik-baik saja meski sudah hampir dua pekan disandera oleh KKB Papua.

Philip Mark Merthens terlihat mengenakan celana pendek dan jaket jeans dengan diapit oleh sejumlah anggota KKB Papua lengkap dengan senjata laras panjangnya.

Senjata-senjata yang dimiliki oleh KKB Papua tersebut itu merupakan  jenis SS1-V1 dan SS2-V1 buatan PT Pindad (Persero).

Salah satunya bahkan dilengkapi dengan pelontar granat.

Dikutip dari Surya.co.id, senjata-senjata yang dimiliki oleh KKB Papua tersebut kemungkinan didapatkan dari rampasan, atau transaksi ilegal.

Hal itu disampaikan oleh Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.

"Diduga senjata kiri SS1-V1, kanan SS2-V1 yang dilengkapi pelontar granat. Produksi Pindad," kata Fahmi saat dihubungi, Jumat (17/2/2023).

"Bisa hasil rampasan atau tertinggal ketika kontak tembak. Bisa juga diperoleh melalui transaksi ilegal. Entah diselundupkan dari luar negeri, entah dari oknum," lanjut Fahmi.

Dugaan yang sama diungkapkan pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro.

Ngasiman menyebutkan, dua dari sejumlah senjata yang ditenteng KKB mirip SS1-V1 dan SS2-V1 produksi Pindad. 

"Beberapa yang sempat saya analisa, senapan serbu Kalashnikov AK 101 buatan Rusia dan senjata serbu Norinco AK 2000 P buatan China. Sisanya M16A1/A2, SS1, SS2, Styer AUG," kata Ngasiman.

"Sumbernya bisa hasil rampasan, pembelian dari oknum TNI-Polri, senjata bekas konflik Ambon, Filipina, dan Papua Nugini," ucap dia lagi.

Sementara itu, Kompas.com telah meminta konfirmasi ke Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit Santosa.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved