Kisah Inspiratif

Kisah Candu, Raup Pundi-pundi Rupiah Lewat Ternak Kodok Lembu 

Meskipun baru berjalan satu tahun, akan tetapi Candu terbukti bisa meraup pundi-pundi rupiah dari menangkar kodok lembu.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Muhammad Taufiq Charlando alias Candu (21), warga Dusun Tambahrejo, Desa Dlanggu, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menunjukkan dua induk kodok lembu yang ia rawat di kolam penangkarannya, Rabu (8/2/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Bagi sebagian orang, mungkin menganggap katak atau kodok adalah binatang yang menjijikan.

Sebab, selain bergerak dengan cara melompat, hewan amfibi itu juga memiliki tekstur kulit yang sedikit licin ketika dipegang. 

Juga, tak sedikit orang yang menganggap bahwa binatang berkaki empat tersebut sebagai hama. 

Kendati demikian, di beberapa daerah nyatanya ada orang-orang yang gemar mengkonsumsi kodok .

Bahkan di daerah tersebut, makanan dari daging kodok kerap menjadi menu andalan resto-resto kelas menengah atas.

Baca juga: Arti Kodok Masuk ke Dalam Rumah, Bakal Ada Tamu Jauh yang Akan Berkunjung

Peluang itulah yang ditangkap oleh Muhammad Taufiq Charlando, warga Dusun Tambahrejo, Desa Dlanggu, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Pemuda berusia 21 tahun itu lebih memilih beternak kodok ketimbang hewan lain. 

Jenis kodok yang ia budidayakan pun bukanlah kodok biasa.

Melainkan kodok jenis American Bullfrog atau yang biasa disebut kodok lembu.

Kodok tersebut diklaim bisa tumbuh besar hingga seberat 600 gram. 

"Tertarik menangkar kodok sudah dari lama, karena melihat komsumsi hewan tersebut di lokal sini (Purworejo) lumayan banyak, semisal di Jenar Purwodadi atau Kaligesing. Di daerah lain kayak di Pantura kan juga banyak yang konsumsi Swikee dari kodok.  Terus penangkarannya di Purworejo  juga tidak ada, makanya saya coba rintis," ucap Candu, sapaan akrabnya, kepada Tribunjogja.com , Rabu (8/2/2023).

Menurut Candu, biasanya warga mencari kodok sawah untuk dikonsumsi.

Tetapi ia melihat musim dari kodok jenis itu tidak bisa terus-menerus.

Ada kalanya sawah kosong tidak ada kodok jenis itu. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved