PSS Sleman

Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro Buka Suara Soal Pelatih Lokal yang Didepak dari Tim

Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro mengatakan banyaknya pelatih lokal yang tersingkir di tim-tim Liga 1 Indonesia karena kurang support

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribun Jogja/Taufiq Syarifudin
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro mengatakan banyaknya pelatih lokal yang tersingkir di tim-tim Liga 1 Indonesia karena kurang support dari tim.

Di kompetisi sepak bola kasta tertinggi Tanah Air saat ini hanya menyisakan dua nama pelatih lokal, Seto Nurdiyantoro di PSS Sleman, dan Aji Santoso yang menukangi Persebaya Surabaya.

Terbaru, Rahmad Darmawan harus merasakan pahitnya didepak dari RANS Nusantara FC.

Penghentian kerjasama kedua belah pihak disinyalir karena tim debutan Liga 1 itu tak kunjung menuai hasil baik sampai putaran kedua ini.

RANS kini berada di zona merah peringkat 17 dengan koleksi 17 poin.

Mereka hanya mampu memperoleh 3 kemenangan, 8 kali imbang, dan sisanya kalah dari 22 laga.

Baca juga: Kejari Sleman Selesaikan 6 Perkara Hukum Ringan Melalui Restorative Justice Pada2022

"Ini sesuatu yang tak baik. Ini opini saya ya, sebetulnya banyak pelatih lokal Indonesia yang mumpuni, tapi mungkin support dari tim yang kurang maksimal. Saya harap bisa berikan lebih kesempatan untuk pelatih lokal," kata Seto, Senin (6/2/2023).

Kendati begitu Seto menyebut hal ini bisa berarti juga sebagai peringatan agar setiap pelatih harus terus belajar dan berkembang.

Para pelatih yang didepak dari tim lalu digantikan pelatih asing bisa diartikan jika kepercayaan manajemen menurun lantaran tak bisa memenuhi ekspektasi.

Sejak awal musim lalu, sejatinya ada enam pelatih lokal, di antaranya Seto Nurdiyantoro (PSS Sleman), Aji Santoso (Persebaya), Djadjan Nurdjaman (Persikabo), Widodo C Putro (Bhayangkara FC), Rahmad Darmawan (RANS Nusantara FC), dan Nil Maizar (Dewa United).

Dari keenam pelatih tersebut, hanya Aji Santoso yang timnya mampu bersaing peringkat 10 besar. Sementara PSS Sleman, Dewa United, Bhayangkara FC dan Persikabo harus tertatih-tatih lolos dari jerat zona merah. Geram tak kunjung timnya naik, beberapa tim lantas menggantikan pelatihnya. 

Dalam hal ini bahkan Seto menyebut jika Asosiasi Pelatih punya peran penting untuk membantu mencari solusi agar anggotanya bisa survive untuk melatih tim yang ditanganinya.

"Tapi ini jadi warning, ya harapan saya asosiasi pelatih menunjukkan dari awal saya dengar sejak terbentuknya asosiasi pelatih ini, ingin adanya itu jadi untuk kasih kesempatan banyak untuk pelatih lokal, harapan saya ada yang muncul jangan hanya karena satu dua pertandingan sudah diganti," kata Seto.

"Karena yang mengerti Sepak bola Indonesia adalah orang Indonesia sendiri, saya yakin selama mereka diberikan kesempatan dan wewenang yang lebih, saya pikir mereka punya potensi, harapannya asosiasi pelatih yang diwacanakan dulu terealisasi," sambungnya.

Di sisi lain, ia juga tidak menjamin dengan situasi saat ini apakah masa depannya di PSS akan tetap eksis atau tidak. Pasalnya dalam beberapa laga lalu tim besutannya sempat terseok-seok sampai sempat merasakan bercokol di zona degradasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved