Berita Sleman Hari Ini

20 Anak Jadi Korban Pencabulan Seorang Remaja di Sleman, YLPA DIY: Pendampingan Korban Harus Tuntas

Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) DIY, Sari Murti Widyastuti mengatakan, banyaknya anak yang menjadi korban dalam kasus pencabulan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Thinkstockphotos.com
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) DIY, Sari Murti Widyastuti mengatakan, banyaknya anak yang menjadi korban dalam kasus pencabulan yang dilakukan seorang remaja di Gamping, Sleman diduga karena ada hubungan relasi kuasa yang membuat korban tidak mampu speak-up atau bercerita peristiwa yang dialami.

Korban banyak tertutup atau bungkam sehingga terakumulasi hingga 20 Anak.

Korban dimungkinkan masih bisa bertambah. Dalam kasus ini, Sari Murti memperkirakan korban bisa mencapai 30 lebih. 

Baca juga: Jalur Alternatif Prambanan-Gayamharjo Ditarget Mulai Konstruksi Pada 2024

"(Kasus ini) pelakunya ada relasi kuasa, pengurus (menyebut nama tempat) toh?. Kemudian, dengan mungkin orang-orang muda yang belajar di sana itu. Sehingga kemudian, itu yang menjadi sesuatu yang tidak bisa terbuka begitu saja karena takut.  mungkin diancam, awas kamu gak boleh ngomong, kamu gak boleh cerita sama siapapun, ini mungkin tertutup sehingga sekian banyak sampai 20 anak. Malah lebih dari 20 malah (mungkin) 30 lebih," kata Sari Murti. 

Dekan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini meminta, para korban anak dalam kasus tersebut harus ada pendampingan psikologis secara tuntas.

Pendampingan dilakukan berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan oleh psikolog klinis.

Di samping itu, dibutuhkan juga pemeriksaan medis untuk menghindari kemungkinan adanya penyakit menular. 

Pihaknya mengajak kepada semua untuk saling peduli atas peristiwa pencabulan tersebut.

Terutama bagi orang yang ada di sekitar lingkungan kejadian.

Jangan sampai orangtua yang anaknya menjadi korban justru dibully.

"Mereka harus dibantu, gak usah diusik dengan kata-kata orang tuanya gak mengurusi anaknya. Mereka itu korban kok," tutur Sari Murti.

Menurutnya, kasus pencabulan dengan korban sesama jenis terbilang sangat jarang.

Tahun ini sepengetahuan dirinya baru kasus di Gamping ini yang terungkap. Namun, belum terungkap bukan berarti tidak ada. 

Karenanya, Ia mengimbau kepada orangtua agar menjadi orang tua yang cerdas secara intelektual maupun emosional.

Orang tua harus mau belajar dan jangan berfikir satu arah dengan menganggap jika urusan agama pasti beres.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved