Pengentasan Kemiskinan DIY
Angka Harapan Hidup dan IPM Tinggi, Warga DIY Gemar Menabung
Benny menegaskan bahwa angka kemiskinan DIY jika dihitung dari tahun ke tahun atau year on year sejatinya mengalami penurunan.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: ribut raharjo
Benny mengatakan, salah satu dimensi IPM yang perlu digenjot adalah Pengeluaran Per Kapita (KAP) masyarakat DIY yang masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena banyak bahan makanan pokok yang ditanam sendiri.
"Masyarakat tidak suka obral belanja, tapi lebih suka investasi. Investasi pun tidak berupa uang tapi berupa rajakaya. Tentunya ada tanaman, ada hewan yang bisa diinvestasikan sewaktu-waktu untuk pembiayaan pendidikan anak. Kan, tidak ditemukan di daerah lain," jelasnya.
Gemar menabung
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan mengungkapkan, mayoritas warga DIY sebenarnya telah memiliki pekerjaan, namun secara statistik kemiskinan DIY dianggap masih tinggi.
Hal ini disebabkan pola konsumsi masyarakat DIY cenderung sederhana dan metode pengukuran statistik belum sepenuhnya bisa menggambarkan paritas daya beli atau purchasing power parity masyarakat DIY yang sebenarnya.
"Pola konsumsi masyarakat DIY cenderung unik yang relatif berbeda dibandingkan daerah lain. Mayoritas masyarakat DIY memiliki budaya yang kuat dalam menabung dibandingkan dengan konsumsi," jelas Budiharto, kemarin.
Hal tersebut tercermin dari tingkat simpanan masyarakat di bank yang selalu lebih tinggi dibandingkan tingkat kredit.
Secara rata-rata, rasio kredit dibandingkan dengan simpanan rumah tangga di DIY dalam 10 tahun terakhir berkisar 66,78 % . Jumlah itu tergolong rendah apabila dibandingkan dengan rasio ideal sebesar 80-90 % .
Dia mengatakan, kondisi tersebut terus menjadi problem secara statistik, karena penduduk dikategorikan miskin apabila rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Dengan demikian, semakin rendah pengeluaran penduduk maka akan semakin dekat dengan kemiskinan.
Sementara itu, kesenjangan pendapatan yang didekati dengan pengeluaran penduduk lokal dengan penduduk pendatang juga sangat tinggi.
Kesenjangan pengeluaran ini didominasi oleh produk tersier. Di mana mayoritas penduduk pendatang melakukan pengeluaran yang signifikan lebih besar utamanya untuk produk makanan jadi, sewa rumah, maupun produk gaya hidup seperti perawatan kecantikan dan kesehatan. (tro/ord)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.