Politik Global

Eks Wakil Menhan Iran Jadi Mata-mata Inggris, Kini Dijatuhi Hukuman Mati

Allireza Akbari, mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran dijatuhi hukuman mati setelah terbukti jadi mata-mata intelijen Inggris.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
ALMAYADEEN
Alireza Akbari, mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran dijatuhi hukuman mati setelah pengadilan menyatakan ia terbukti jadi mata-mata intelijen Inggris. Alireza Akbari jadi pejabat tinggi Kemenhan Iran pada masa Presiden Mohammad Khatami. 

TRIBUNJOGJA.COM, TEHERAN - Pendiri Pusat Studi Strategis dan mantan eks Wakil Menteri Pertahanan Iran, Alireza Akbari, dijatuhi hukuman mati pada Rabu (11/1/2023).

Ia dinyatakan terbukti menjadi mata-mata untuk intelijen Inggris. Keterangan disampaikan ke publik oleh Kementerian Intelijen Iran, dan dikutip situs Al Mayadeen dari Beirut.

"Salah satu agen paling penting dari dinas intelijen Inggris telah diidentifikasi di pusat-pusat rahasia dan strategis Iran," kata Teheran, seperti dikutip kantor berita Tasnim.

Akbari adalah Wakil Menhan selama masa jabatan mantan Presiden Iran Mohammad Khatami, yang menjabat dari 1997 hingga 2005.

"Dia ditangkap setelah operasi kontraintelijen yang panjang dan bertahap. Alireza Akbari menjadi mata-mata untuk dinas Inggris," tambah penjelasan Kementerian Intelijen Iran.

Baca juga: Intelijen Iran Klaim Kembali Garuk Empat Mata-mata Mossad Israel

Baca juga: Iran Klaim Bongkar Jejak dan Tangkap Mata-mata Mossad

Badan intelijen Iran menemukan Akbari memiliki akses ke beberapa data rahasia negara, dan dia biasanya mengirimkannya ke dinas intelijen Inggris.

Teheran mengklarifikasi mantan pejabat senior itu pertama kali direkrut setelah menerima visa di kedutaan Inggris di Teheran, ketika dia berbicara dengan agen intelijen Inggris.

Setelah percakapan ini, selama perjalanan pribadinya ke Eropa, Akbari menjadi anggota penuh dinas intelijen Inggris.

"Setelah dimulainya kasus pidana terhadap terdakwa dan dikeluarkannya surat dakwaan, kasus tersebut dibawa ke pengadilan dan sidang diadakan di hadapan pengacara terdakwa," kementerian tersebut menggarisbawahi.

"Berdasarkan bukti dalam kasus tersebut, orang ini dijatuhi hukuman mati karena melakukan spionase yang menguntungkan Inggris," demikian akhir pernyataan tersebut.

Pada akhir Oktober, Kementerian Intelijen Iran dan Organisasi Intelijen Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengeluarkan pernyataan yang menyoroti peran agen mata-mata asing.

Terutama agen-agen CIA, dalam mendalangi kerusuhan di Iran yang terjadi pada sepanjang September menyusul kematian Mahsa Amini.

Menurut pejabat Iran, banyak contoh dan referensi tak terbantahkan tentang peran habis-habisan rezim teroris Amerika dalam merancang, menerapkan, dan memelihara kerusuhan.

Fakta itu terungkap lewat pemantauan intelijen secara terus-menerus dan tepat dalam satu tahun terakhir, didukung dokumen.

Pernyataan itu menunjuk pada CIA karena memainkan peran utama sambil berteman dengan badan spionase Inggris, Israel dan Arab Saudi.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved