Wonderful Riau Islands

Ke Pulau Penyengat, Temukan Masjid Yang Dibangun Pakai Putih Telur, Makam Para Raja dan Sumur Ajaib

Ketika badan sudah berada di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, maka bakal rugi jika tak meluncur ke Pulau Penyengat.

Editor: ribut raharjo
Istimewa via Kompas.com
Pembangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat memiliki hal yang unik. Keunikan itu terlihat dari salah satu bahan campuran pembangunan masjid yang menggunakan putih telur. 

Dari deretan bangunan bersejarah, Masjid Raya Sultan Riau Penyengat paling banyak diminati mereka yang datang ke Pulau Penyengat.

Masjid ini letaknya sangat strategis. Berada di dekat dermaga dan persis berada di depan gerbang masuk Pulau Penyengat bertuliskan 'Selamat Datang'.

Bangunan tersebut nampak megah dari luar.

Masjid Raya ini dibangun berdasarkan gotong royong dari semua kaum.

Baik kaum kerajaan maupun masyarakat ikut bersama-sama membantu.

"Jadi dulu itu laki-laki dan perempuan juga ikut membantu untuk pembangunan masjid di sini," terangnya.

Dulunya masjid di Pulau Penyengat awal dibangun pada tahun 1803.

"Tapi dulu masjidnya berukuran kecil dan berada di tepi laut. Lalu karena menjadi Pusat Pemerintahan, maka dipindahkan dan dibangun pada tahun 1832 hingga saat ini berdiri," terangnya.

Pembangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat memiliki hal yang unik.

Keunikan itu terlihat dari salah satu bahan campuran pembangunan masjid yang menggunakan putih telur.

"Sebab pada saat itu belum ada semen, sehingga campuran perekat pembangunan masjid menggunakan pasir, tanah liat, kapur dan putih telur," terangnya.

Mengapa menggunakan putih telur? Raja Al Hafiz bercerita bahwa dulu Sultan Mahmud meminta bantuan kepada seluruh masyarakat dari pulau-pulau untuk dapat membantu apa saja yang bisa diberikan bantuan.

Baik itu tenaga, makanan, ikan dan sebagainya. Tapi saat itu yang banyak diantar adalah telor untuk makanan pekerja.

"Namun, karena telur itu terlalu banyak, dan tidak habis di makan. Maka pekerjanya hanya memakan kuning telur saja. Jadi putihnya dibuang," ungkapnya.

Kemudian saat itu seorang arsitek melihat putih telur itu dibuang begitu saja.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved