Puisi

Arti dan Makna Puisi 'Sajak Sebatang Lisong' Karya W.S. Rendra

Puisi Sajak Sebatang Lisong ini ditulis oleh Rendra sebagai bentuk kritik sosial terhadap semua yang terjadi di Indonesia

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jateng
Penyair WS Rendra 

langit pesta warna di dalam senjakala

dan aku melihat

protes protes yang terpendam

terhimpit di bawah tilam

 

aku bertanya

tetapi pertanyaanku

membentur jidat penyair penyair salon

yang bersajak tentang anggur dan rembulan

sementara ketidak adilan terjadi disampingnya

dan delapan juta kanak kanak tanpa pendidikan

termangu mangu di kaki dewi kesenian

 

bunga bunga bangsa tahun depan

berkunang kunang pandang matanya

di bawah iklan berlampu neon

berjuta juta harapan ibu dan bapak

menjadi gemalau suara yang kacau

menjadi karang di bawah muka samodra
­­­­­­­­­­­

kita mesti berhenti membeli rumus rumus asing

diktat diktat hanya boleh memberi metode

tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan

kita mesti keluar ke jalan raya

keluar ke desa desa

mencatat sendiri semua gejala

dan menghayati persoalan yang nyata

 

inilah sajakku

pamplet masa darurat

apakah artinya kesenian

bila terpisah dari derita lingkungan

apakah artinya berpikir

bila terpisah dari masalah kehidupan

(MG Aulia A Putri)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved