Stadion Maguwoharjo Kejar Nilai Assesment Demi Bisa Gelar Pertandingan dengan Penonton

Stadion Maguwoharjo kejar nilai assesment PT LIB, Polri dan PUPR di atas 7, agar dapat dipakai menggelar pertandingan dengan dihadiri penonton

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Taufiq Syarifudin
Ketua Panpel Sleman, Yuyud Pujiarto di Stadion Maguwoharjo tempo hari. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Stadion Maguwoharjo kejar nilai assesment PT LIB, Polri dan PUPR di atas 7, agar dapat dipakai menggelar pertandingan dengan dihadiri penonton langsung.

Pada verifikasi dua bulan lalu pasca Tragedi Kanjuruhan, Stadion Maguwoharjo dinyatakan belum layak dipakai menggelar pertandingan dengan kehadiran penonton.

Baca juga: Bupati Bantul Menyatakan PPKM Dicabut Tetapi Status Kedaruratan Masih Tetap Ada

Hal ini dikemukakan Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan di Stadion Maguwoharjo, Yuyud Pujiarto jika saat ini pihaknya sedang melakukan upaya pembenahan agar Stadion Maguwoharjo dapat gelar pertandingan dengan penonton.

"Saat ini kita fokus tingkatkan nilai yang kurang, dalam waktu dekat kita akan nilaikan ulang, kita hanya dapat 5,2, kita boleh ada penonton kalau nilainya 7. Dan itu kita sudah buat enam SOP masing-masing job desk, mulai dari security, control room belum ada, dapur buat masak VIP tidak ada, ruang-ruang kepolisian itu sebetulnya ada, tapi belum ditutup," kata Yuyud kepada Tribun Jogja, Rabu (4/1/2023).

Seperti diketahui, Stadion Maguwoharjo kembali akan menjadi venue yang dipakai untuk menggelar kompetisi BRI Liga 1 2022/2023. Selain sebagai markas PSS Sleman, stadion dengan kapasitas 32 ribu penonton itu dikabarkan bakal menjadi homebase sejumlah tim lainnya.

Untuk itu panpel menginginkan agar pengelola Stadion Maguwoharjo juga proaktif untuk meningkatkan nilai assesment.

"Rencana sebelum tanggal 16 Januari sudah klir, penilaian kembalinya Januari awal, jadi lanjutan Liga 1 bisa dipakai dengan penonton," katanya.

Sementara itu Yuyud mengatakan jika nilai assesment Stadion Maguwoharjo seharusnya tidak lebih buruk dari Stadion Sultan Agung di Bantul.

Ia menyebut salah satu sebab Maguwoharjo mendapat nilai buruk adalah berkas administratif yang tidak lengkap.

Baca juga: Penjualan Daging Ayam di Pasar Baledono Purworejo Meningkat 4 Kali Lipat saat Malam Tahun Baru

"Kalau di Bantul nilainya cukup baik, sementara di Maguwoharjo agak buruk, itu secara administratif, rendah itu bukan fasilitas, tapi surat menyuratnya kurang baik. Di Bantul itu data-data lengkap, surat tanah ada, sementara di Maguwo belum lengkap. itu yang membuat nilainya turun. Di SSA sudah ada CCTV sementara di sini belum ada," ungkapnya.

Dalam hal ini Yuyud menjelaskan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah instansi seperti Dinas PU Sleman dan Kominfo.

"Kita juga sudah buat security plan, dari tim verifikasi juga sudah baik, kita sudah punya video mitigasi di stadion, di mana saja jalur evakuasi, area titik kumpul, setiap tempat tugasnya apa saja. Tapi SOP itu baru wujud visual belum tertulis. Semua harus terprogram, SOP dan terdokumentasi dengan baik," tandas dia. (tsf)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved