Berita Bisnis Terkini
Jual Lato-lato, Warga Jogja Dapat Cuan Rp500ribu hingga Rp1,5 juta Per Hari
Meski belum genap satu bulan berjualan, namun omzet yang didapatkannya lumayan tinggi.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Permainan lato-lato yang sempat viral, kini mencuri perhatian di berbagai daerah, termasuk di DIY.
Tidak hanya dimainkan oleh anak-anak, permainan tersebut juga digemari orang dewasa.
Viralnya permainan lawas tersebut ditangkap sebagai peluang usaha oleh Antar Margono (55).
Warga Seyegan, Sleman tersebut banting setir sementara untuk menjual lato-lato .
Baca juga: Soal Permainan Capit Boneka, PWNU DIY : Sepintas Ada Unsur Perjudian dan Eksploitasi
"Biasanya saya jualan buah, tetapi karena sekarang buah lagi mahal, kemudian lato-lato ini lagi viral, ya saya memanfaatkan momen viral itu untuk jualan lato-lato," katanya saat ditemui Tribunjogja.com di daerah Cebongan, Sleman , Selasa (03/01/2022).
Ia menyebut lato-lato merupakan permainan zaman dulu, pasalnya laki-laki kelahiran 1967 tersebut juga pernah memainkan lato-lato saat masih sekolah dasar.
"Itu permainan zaman dulu, saya main SD, tapi namanya bukan lato-lato. Nggak tau namanya apa, tok tok aja gitu, karena suaranya. Sekarang yang viral namanya lato-lato,"ujarnya.
Antar belum lama menjual lato-lato, baru bulan Desember 2022 lalu ia mencari penjual lato-lato grosir.
Meski belum genap satu bulan berjualan, namun omzet yang didapatkannya lumayan tinggi.
Dalam sehari ia bisa menjual ratusan lato-lato, dengan omzet sekitar Rp500ribu hingga Rp1,5 juta per harinya.
"Baru jualan setengah bulan, karena baru viral ya yang nyari banyak. Paling ramai malah seminggu sebelum tahun baru 2023 itu. Omzet bisa sampai Rp1,5 juta, tapi sekarang ya sudah agak turun,"ungkapnya.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, ia menyiapkan 20 lusin stok lato-lato .
Ia pun tidak kesulitan dalam mencari stok.
Baca juga: Seru! Dari Egrang hingga Bakiak, Wisatawan Malioboro Diajak Lomba Permainan Tradisional
"Tapi kalau awal-awal itu harganya mahal, saya jualnya ya bisa sampai Rp20ribu, sekarang Rp10-15ribu," terangnya.
Viralnya permainan lato-lato rupanya berdampak positif bagi anak-anak.
Menurut Nazwa (10), lato-lato membuatnya mengurangi bermain gadget.
"Tahu lato-lato karena teman-teman di sekolah juga main. Hampir semua teman di kelas main lato-lato , bisa ngurangi main gadget," bebernya.
Siswa kelas IV tersebut mengaku berlatih selama seminggu agar bisa memainkan lato-lato .
"Lumayan susah, belajarnya seminggu, tangan sakit, kan kalau jatuh langsung kena tangan," imbuhnya. ( Tribunjogja.com )
Jelang Natal, Perajin Patung Rohani di Bantul Banjir Pesanan |
![]() |
---|
KAI Daop 6 Yogyakarta Siap Dukung Program Angkutan Motor Gratis Periode Natal 2024 |
![]() |
---|
Transaksi Pembayaran Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sambut Libur Akhir Tahun, YIA Kulon Progo Akan Turunkan Tarif PJP2U dan PJ4U hingga 50 Persen |
![]() |
---|
Truk Mogok di Perlintasan Kereta Wilayah Purwokerto, Sejumlah KA Alami Kelambatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.