Berita Sleman Hari Ini
Dua Sapi di Sleman Terpapar LSD, Bupati Kustini: Saya Minta Peternak Tidak Panik, Tetap Waspada
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meminta kepada pemilik ternak di Bumi Sembada tidak panik namun tetap waspada. Hal itu, diungkapkan Bupati, setelah
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Selanjutnya, tanggal 22 Desember, laporan tersebut ditindaklanjuti Bbvet Wates dengan menginvestigasi ke lapangan.
Beberapa ternak sakit dilakukan pengobatan dan diambil sampelnya.
"Tanggal 23 Desember 2022 ditemukan positif. Jadi hasil pengujian LSDV PCR realtime menunjukkan 2 ekor sapi di kandang tersebut hasilnya positif," kata dia.
Berdasarkan informasi dari pemilik, kata Suparmono, sapi tersebut dibeli dari Pasar Hewan Ambarketawang, Gamping pada sepuluh hari lalu.
Saat dibeli, kondisi ternak dalam keadaan sehat. Namun selang beberapa hari kemudian, ternak tersebut mengalami gejala kurang nafsu makan dan demam serta muncul bentol-bentol kecil di sekitar leher.
Pemilik lalu melaporkan hal tersebut kepada petugas Puskeswan setempat.
Baca juga: PREDIKSI Pemain Indonesia Vs Brunei Darussalam, Egy dan Spasojevic Andalan Lini Depan
Suparmono mengatakan penyakit LSD tidak dapat menular ke manusia (bukan zoonosis). Ini merupakan penyakit infeksius dari capripox virus dalam famili poxviridae yang juga dikenal dengan nama Neethling Virus.
Penyakit LSD, sejauh ini hanya menyerang pada ternak sapi dan kerbau.
Masa inkubasinya 28 hari. Jika cepat ditangani, tingkat kematian ternak terpapar virus ini di bawah 10 persen.
Namun tingkat kesakitan mencapai 45 persen.
"Tingkat kesakitan ini menyebabkan produksi susu, produksi daging menurun. Jadi kerugiannya, tetap dikerugian ekonomi. Hampir mirip-mirip dengan PMK (penyakit mulut dan kuku)," jelas dia. (rif)