UGM Siap Lakukan Riset Transdisipliner, Upaya Respons Permasalahan Global
Universitas Gadjah Mada (UGM) siap melakukan riset transdisipliner dan advokasi sosial terkait isu perubahan iklim, kesehatan dan transisi energi bers
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Gadjah Mada (UGM) siap melakukan riset transdisipliner dan advokasi sosial terkait isu perubahan iklim, kesehatan dan transisi energi bersih.
Hal itu disampaikan langsung oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. dalam Rapat Terbuka Dies Natalis ke-73 UGM di Grha Sabha Pramana (GSP), Senin (19/12/2022).
“UGM sebagai universitas terkemuka di tanah air akan terus ikut berkontribusi dalam merespons berbagai dinamika dan tantangan sosial politik ekonomi kontemporer baik yang terjadi di level global, regional, nasional, maupun lokal,” ucap Ova.
Dia menjelaskan, dunia saat ini sedang dihadapkan pada berbagai tantangan sebagai akibat dari dinamika geopolitik internasional dan berbagai disrupsi akibat situasi kesehatan, perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi global.
Apalagi, pola-pola kepemimpinan dan sistem politik yang antidemokrasi mulai muncul, mengancam keberlangsungan demokrasi yang mengedepankan keterlibatan masyarakat.
Baca juga: Forpi Kota Yogyakarta Berharap Kelalaian Pasar Malam Tugu Jogja Expo Tidak Terulang
Maka, guna memperkuat kontribusi UGM mendukung kepemimpinan Indonesia di tingkat global di tahun mendatang, ungkap Rektor, UGM akan melakukan berbagai program strategis.
Selain siap melakukan riset transdisipliner, Ova menyebut, upaya kedua adalah UGM secara aktif akan mengembangkan forum-forum kebijakan untuk mendukung penyelesaian berbagai masalah nasional dan memperkuat kontribusi di level global.
Ketiga, UGM akan selalu mengawal tumbuh kembangnya sistem ekonomi dan sistem politik yang bertumpu pada nilai-nilai keadilan dan demokrasi.
“Kami yakin dengan kekuatan riset, inovasi, jejaring, dan semangat transdisiplin, UGM akan mampu secara aktif dan berdampak kuat untuk turut menjawab persoalan-persoalan kemanusiaan yang dihadapi bangsa ini,” ungkapnya.
Tahun ini, UGM mengambil tema ‘Pangan Berdaulat, Bangsa Bermartabat’ untuk menunjukkan progres UGM dalam hal menjaga ketahanan pangan di Indonesia.
UGM, kata dia, merespons isu dengan riset strategis yang berdampak dan diaplikasi ke dalam masyarakat.
Salah satunya adalah mendukung ketercapaian swasembada daging.
Program ketahanan pangan melalui pemenuhan kebutuhan daging berkelanjutan, dikembangkan UGM melalui hasil cipta alat inseminasi buatan (IB) untuk Sapi Jabres dan Domba Sakub.
Alat ini dapat meningkatkan reproduksi ternak keberhasilan dengan metode inseminasi buatan hingga 20 persen.